Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Minggu, Januari 31, 2010

Pendidikan Menuju Peradaban Modern


Perjuangan Indonesia melawan penjajah bukan hanya dalam waktu singkat. Tetapi, sudah berabad-abad lamanya Indonesia bisa terlepas dari penjara kolonial dan emperialis. Tepatnya 17 Agustus 1945 menyatakan merdeka.

Kemerdekaan ini pun disambut oleh seluruh elemen bangsa indonesia. Dari rakyat kecil, sedang, dan petinggi-petinggi negara pun bangga atas teraihnya kemerdekaan ini.

Pada masa penyusunan dasar negar kita ini sebetulnya memiliki sejarah yang sangat penting untuk diketahui semua elemen masyarakat. Agar mereka merasa bahwa bangsa dan negara ini adalah milik rakyat Indonesia yang harus dipertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, dan membangun bangsa dan peradabanya di atas dunia ini.

Pada saat perumusan negara yang kita cintai ini para tokoh bangsa berdebat, berargumen, silang pendapat tetapi tidak sampai perang fisik antar mereka. Para takoh tersebut ingin memberikan dasar bagi negara ini dengan kuat agar bangsa Indonesia tidak hanya sebagai bangsa yang sudah lepasa dari kurungan penjajah. Tetapi, ingin melepaskan Indonesia juga dari penjajahan kebodohan. Inilah sebetulnya musuh yang berat dan tak terlihat oleh bangsa kita sekarang.

Pendidikan adalah faktor penting penentu suatu pembangunan. Dengan pendidikan moralitas suatu masyarakat bisa terbangun. Moralitas yang terbangun dengan baik juga akan menghasilkan sebuah budaya yang baik. Budaya yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik pula.

Lahirnya peradaban yang sistematis akan tercipta jika manusia selalu berpegang teguh pada konsep-konsep agama. jika konsep-konsep agama ditinggalkan dan hanya menjadi seremonial akan menghasilkan kejumudan (kejahatan) pada masyarakat.

Imam Ghozali seorang filosof Muslim juga mengatakan hakekat manusia mencari ilmu terbagi menjadi 3 golongan. Golongan pertama adalah golongan yang berdasarkan lillahi ta'ala atau li i'lai kalimatullah dalam mencari ilmu (ini akan menghasilkan mutaaddib yang baik yang membawa moralitas manusia. Moralitas yang dapat dijunjung tinggi dan tidak akan meresahkan kehidupan masyarakat bahkan akan menghasilkan orang-orang yang bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara). Golongan kedua adalah golongan orang untuk mencari harta dan golongan ketiga adalah golongan orang yang mencari jabatan.

Golongan kedua dan ketiga inilah akan menghasilkan manusia sebagai srigala dan bahaya bagi yang lainnya. Dari golongan kedua dan ketiga inilah menghasilkan orang-orang yang materialistik menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Apakah itu melanggar atau mengganggu hak-hak orang lain atau tidak.

Fenomena bangsa Indonesia selepas kemerdekaan bukanlah menjadi bangsa yang bermartabat. Melainkan menjadi bangsa yang moralitasnya rendah. Bangsa yang berbudaya rendah. Maraknya kriminalitas di lapisan masyarakat serta kejahatan-kejahatan publik semacam korupsi yang sudah mewabah di setiap lapisan masyarakat adalah akibat salah pengertian dalam mencari ilmu dan tidak mengetahui hakekat mencari ilmu.

Kurikulum yang disistematiskan menjadikan kaum pelajar menjadi kaum yang materialistik yang lupa akan moralitas. Sehingga, nilai agama dikesampingkan. Meraka selesai sekolah bukan bertambah budinya tapi sebaliknya mereka lulus sekolah tambah merosot moralitasnya.

Bisa kita saksikan reality show jalanan tiap tahunnya. Selesai pengumuman kelulusan mereka merayakan keulusannya dengan konvoi jalanan yang menggangu lalu lintas. Mereka pesta pora di suatu tempat dan bahkan ada yang menggelar pesta seks. Ini adalah realita.

Porsi agama di lembaga pendidikan di negara kita hanya sangat sedikit. Jadi wajar jika mereka menjadi pejabat publik sangat meresahkan masyarakat.

Pola mencari ilmu harus diubah. Kurikulum perlu dikaji ulang. Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya juga harus diubah. Bukan semata-mata mempersiapkan anaknya untuk bisa dapat kerja di kemudian hari kelak melainkan memberikan motivasi kepada kaum pelajar bahwa mencari ilmu itu karena li i'lai kalimatullah. Demi menjaga agama Allah.

Adapun masalah Ujian Nasional adalah memang masalah pendidikan di negara kita. Evaluasi memang perlu. Sangat berbahaya jika pendidikan tidak dievaluasi sebab dengan evaluasi ini kemunduran dan kemajuan akan diketahui sehingga materi atau kurikulum serta sistem dapat diubah dan dicari yang lebih baik dalam menghantarkan kaum pelajar menuju moralitas yang tinggi.

Pemerintah juga harus tetap bertanggung jawab dalam memfasilitasi kemajuan pendidikan bangsa. Bukan sekedar bersifat fisik tapi juga hal-hal yang bersifat non fisik.

Tidak ada komentar: