Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Sabtu, September 22, 2012

FILOSOFI KYAI GONTOR

 

Satrio panindito, sugih tanpo bondo, ngulurug tanpo bolo, digdoyo tanpo aji-aji, menang tanpo ngasorake. (KH Ahmad Sahal)





tahukah apa maksud dari ungkapan KH Ahmad Sahal diatas? kalimat tersebut mengandung arti yang sangat besar. akan tetapi apa yang di maksudkan oleh Kyai Sahal saat ini sudah hilang walau tidak seluruhnya. Kyai Sahal menginginkan santri-santri gontor seperti kalimat diatas.

kalimat tersebut simpel dan mudah diucap tapi sarat makna. jika kita kupas kalimat tersebut, kita sebagai bangsa indonesia pasti mengharapkan sesosok yang di ucapkan Kyai Sahal seperti diatas. sebab sudah sulit kita menemukan sesosok seperti yang di ucapkan Kyai Sahal.

kalimat itu menggunakan bahasa jawa. bahasa yang di gunakan masyarakat gontor. tapi walau di ucapkan dengan bahasa jawa, bukan maksud yang diharapkan hanya orang-orang jawa yang bisa melakukan seperti yang di ucapkan Kyai Sahal tsb. tetapi seluruh elemen masyarakat mampu untuk menjadi seperti apa yang di ucapkan Kyai Sahal seperti kalimat diatas.

anda penasaran dengan kalimat tersebut. tunggu ulasannya pada tulisan berikutnya. kami akan berusaha mengupasnya agar mampu dicerna oleh masyarakat indonesia. dan mampu memunculkan sosok-sosok yang begitu di dambakan seperti apa yang di ucapkan Kyai Sahal diatas. jika dipegang dan dilaksanakan apa yang di ucapkan Kyai Sahal, maka indonesia akan sejahtera, makmur sentosa, gemah ripah loh jinawi ayem tentrem.

kami akan mengupas beberapa filosofi yang di miliki oleh kyai gontor yang telah menjadikan gontor besar dan bertahan hingga saat ini. gontor besar bukan karena gedung atau santri-santrinya. tapi gontor mampu besar karena filosofi para pendirinya. jika kita ingin indonesia ini besar, maka masyarakatnya harus memiliki filosofi hidup yang mampu medasari kita bersama. selamat menunggu ulasan filosofi Kyai Sahal diatas pada kesempatan yang berbeda. insya allah secepatnya akan kita ulas. dan setelah kita ulas filosofi tersebut, maka filosofi akan kita bikin cindera mata. agar bukan hanya anda yang mampu tumbuh menjadi orang besar.

Rabu, September 19, 2012

MEMBUMIKAN FILOSOFI GONTOR

Nasehat kyai Sahal "BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI, TAKUT MATI JANGAN HIDUP, TAKUT HIDUP, MATI SAJA" inilah nasehat kyai gontor yang selalu membakar santri-santrinya untuk tetap tegar menghadapi kehidupan ini. kyai gontor ingin santri-santrinya tidak menjadi manusia yang pengecut. lemah dalam menghadapi beberapa ujian di dunia.

untuk itulah kami berusaha ingin menyampaikan pesan kyai gontor itu dapat di ketahui oleh masyarakat luas. bukan hanya santri gontor saja tapi seluruh umat manusia. pesan kyai gontor layak untuk di konsumsi oleh semua kalangan. nasehat-nasehatnya agar tersalurkan dan menyetrum semua kalangan masyarakat agar tetap semangat menjalani hidup.

dari maksud tersebut kami ingin membuat kaos kata-kata. tapi bukan kata-kata lucu seperti kaos DAGADU atau JOGER, tapi kaos produksi kami adalah kaos kata-kata motivasi yang mengobarkan semangat. selain itu kaos kami ini hanya limited edition jadi kami tidak memproduksi banyak.

adapun harga kaos kami Rp 85.000/kaos itupun belum ongkos kirim. kami akan mengirim pesanan anda dengan tarif JNE atau TIKI. jika anda ingin mengambil langsung di tempat kami juga di perbolehkan dengan harga cukup Rp 85.000/kaos. alamat kami ada di Kota Serang Banten atau tepatnya di perumahan Bumi Sepang Indah B2 24. perempatan ciracas ke arah selatan. atau anda bisa langsung kontak kami di 0859 5904 0485 (XL) atau 0856 9567 0037 (IM3) atau juga di face book kami.

gambar kaos diatas  adalah desain kami yang akan naik cetak bulan depan yaitu bulan oktober 2012. jika anda berminat silahkan langsung kontak kami. kaos yang akan kami cetak adalah kaos warna putih dengan warna sablon hitam dan kaos warna hitam dengan sablon putih. INGAT... LIMITED EDITION..

GAMBARAN KAOS:
kaos warna putih dengan sablon warna hitam. gambar KH Ahmad Sahal (kyai gontor) tulisan BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI, TAKUT MATI JANGAN HIDUP, TAKUT HIDUP MATI SAJA  (KH AHMAD SAHAL) gambar dan tulisan hanya ada di muka kaos. sedangkan di belakang tidak ada gambar dan tulisan.

sedangkan warna kaos hitam dengan sablon warna putih. gambar KH Ahmad Sahal (kyai gontor) tulisan BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI, TAKUT MATI JANGAN HIDUP, TAKUT HIDUP MATI SAJA  (KH AHMAD SAHAL) gambar dan tulisan hanya ada di muka kaos. sedangkan di belakang tidak ada gambar dan tulisan.

Insya Allah bulan november 2012 akan naik cetak tapi dengan desain dan kalimat yang berbeda. tunggu info selanjutnya... syukron..



Selasa, September 18, 2012

TAKUT HIDUP, MATI SAJA

"BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP, MATI SAJA"

Kalimat diatas merupakan nasehat KH A. Sahal pendiri pesantren GONTOR Jawa Timur. Kalimat tersebut tidak asing bagi santri-santri Gontor. walau beliau sudah wafat, tetapi kobaran kesemangatan beliau tetap masih menggebu dan mengobar di dalam jiwa santri gontor.

Kalimat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harusnya memiliki rasa syukur yang tinggi terhadap Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan. Kita yang sudah terlahir merupakan ciptaan Allah yang terpilih. disaat masih dalam berbentuk sperma kita sudah mengalami pertarungan. beribu-ribu sperma sudah kita kalahkan sehingga ketemulah dengan sel induk telur yang dapat terbuahi dan menjadi embrio kemudian menjadi sesosok bayi. jadi diawal kita lahir sudah ada pertarungan.

kita sudah terlahir, kita sudah merasakan kenikmatan Allah yang tak terhingga. makanya kita harus siap menghadapi segala cobaan yang datang kepada kita. cobaan merupakan ujian Allah kepada hambanya. cobaan ibarat ujian.

di sekolah kita pernah merasakan ujian semesteran. jika kita hasilnya baik dalam mengerjakan ujian maka kita akan naik tingkat. tetapi jika kita tidak bagus hasilnya dalam mengerjakan ujian, maka kita akan mengulang kembali. setiap yang melaksanakan ujian dengan hasil yang baik, biasanya akan mendapatkan imbalan. lha... manusia juga begitu. dalam mengarungi kehidupan ini berbagai cobaan diberikan Allah kepada hambanya. jika kita lulus terhadap ujian tersebut maka Allah memberikan imbalan bagi hambanya.

makanya kita harus berani menjalani kehidupan ini, jangan sampai kita jadi pengecut. hidup adalah tantangan. menjadi penjabat bukanlah segalanya, menjadi orang kaya bukanlah segalanya. sebab disisi Allah hanya orang yang bertaqwa tempat terbaik bagi hambanya.

saat ini banyak fenomena yang berkembang di masyarakat. menjadi pejabat seakan sudah segalanya, kalau tidak menjadi pejabat hancurlah masa depan. sehingga sudah tidak menjadi rahasia, jika ingin menjadi pejabat harus amplop sini amplop sana. akhirnya saat menjadi pejabat tidak konsentrasi menjadi pejabat yang baik, malah menjadi pejabat yang ingin balik modal. itulah mental pengecut.

banyak juga orang tua menyekolahkan anaknya agar nanti biar jadi pejabat, agar menjadi direktur agar menjadi orang kaya. hanya beberapa orang saja yang tujuan menyekolahkan anaknya adalah untuk membina anaknya menjadi generasi yang baik yang taat pada agama. itulah niat yang sudah keliru. sehingga saat ini banyak orang pinter tapi mentalnya mental duit, mentalnya hanya mental haus penghargaan. banyak korupsi, banyak tipu menipu, banyak bentrokan, banyak kericuhan dst.

kita ini makluk hidup. kita hidup karena ada nyawa dan nyawa ada masa berlakunya. tidak ada yang abadi didunia ini selain Allah. mati bukan sesuatu yang harus di takuti oleh manusia. tapi yang harus di takuti oleh manusia adalah sudah membawa bekal apa jika kita esok hari jika kita mati. urusan mati tidak ada yang tahu. bisa jadi kita mati saat ini atau sehari lagi atau mungkin seminggu lagi. jika sudah demikian, apa yang harus kita lakukan. mati tidak harus tua, sudah banyak orang yang mati dalam keadaan bayi, atau remaja. agar kita siap mati kapanpun, mulailah dari sekarang kita menabung untuk akhirat.

menabung ke akhirat banyak jalanya. caranya cuma satu ikuti syariah islam. insya allah hidup kita akan terarah dunia akhirat. nabi pernah bersabda " aku akan meninggalkan dua hal, jika kalian berpegang teguh padanya maka kalian tidak akan tersesat. dua hal tersebut adalah al-quran dan al hadis.

kalau kita sudah takut hidup karena banyak mengalami ujian yang bertubi-tubi dan kita takut akan kehidupan selanjutnya, maka sudahlah mati saja saat ini. tapi masalahnya, sudah punya bekal belum untuk di kehidupan selanjutnya??? jika belum, maka kehidupan kita selanjutnya akan lebih sengsara.

wahai para pemuda generasi penerus agama dan bangsa. mari kita perdayakan kehidupan kita dengan sebaik-baiknya. gunakan masa remaja kita dengan selayaknya. ingat pesan nabi " sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain" sudahlah tinggalkan balapan liar, sudahlah tinggalkan konkow-konkow, sudahlah tinggalkan tawuran. kita ini manusia bukan hewan, kita ini manusia yang punya peradaban.


TERKURUNG KEMALASAN

dunia tulis menulis merupakan dunia impian sejak dari bangku SD. hal ini diawali saat bapak saya rajin membeli koran. kala itu bapak saya berjualan pakain di pasar. setiap harinya berlangganan koran jawa pos. disaat mau pulang ke rumah, saya mampir dahulu ke pasar untuk pulang bersama sama bapak dari pasar.

sekolahan saya saat SD memang dekat dengan pasar, sehingga tidak terlalu jauh untuk menuju tempat dagangan bapak saya. kala itu saya pulang sekolah sekitar pukul sepuluh, maklum masih kelas satu. sedangkan bapak saya pulang dari pasar sekitar jam dua belas saat adzan duhur berkumandang. jadi saya menunggu kepulangan bapak saya sekitar 2 jam.

disaat saya berada di tempat dagangan alias di pasar saya sering melihat-lihat koran yang selalu di beli bapak saya. rubik yang saya senangi kala itu adalah berita tentang berita olah raga.dari mulai itulah saya sering membaca koran dan mulai bangkit minat membacanya. jadi minat baca saya tinggi bukan dari komik, cerpen ataupun novel tetapi dari berita olah raga.

sehingga hingga sampai kini membaca berita-berita tak pernah berhenti. setelah rubik berita olah raga, berita yang saya senangi adalah membaca berita sosial dan politik. hingga kini saya masih sering membeli koran dan selebihnya berita-berita saya dapatkan dari siaran televisi dan internet.

dari minat baca koran inilah, sehingga saat sekolah di pesantren minat menulis mulai berkembang. tetapi itupun baru coba-mencoba. kala di pesantren tempat yang saya senangi adalah perpustakaan. sebelum berangkat ke masjid untuk sholat magrib setiap sore selalu saya menuju perpustakaan untuk melihat-buku-buku, kalau sempat juga membacanya. tapi kalau waktu masih banyak saya selalu menulis dan merangkum apa yang saya baca. bahkan hingga kini saksi sejarah penulisan atau rangkuman saya waktu di pesantren masih ada.

tapi setelah keluar dari pesantren dunia tulis menulisku menghilang begitu saja. hanya tertinggal suka membaca koran dan buku. tulis menulis saat aku mahasiswa melemah. hal ini di karenakan kemalasan semata. saat mahasiswa saya masih sering untuk mengunjungi perpustakaan tapi untuk menulis hilang sama sekali minat tersebut.

tumbuh kembali minat membaca dan menulis saat selepas dari bangku kuliah. geliat menulis mulai menggebu-gebu. bahkan setiap hari saya menulis apa saja. mulai dari pandangan, cerita, opini dah hal-hal yang singkat. tetapi sayang saat itu tidak menemukan patner. sehingga bagus tidaknya tulisan tersebut tidak terdeteksi sehingga akupun juga tidak tahu. tulisan saya itu layak di baca yang berkomersial atau tidak.

kini setiap mengetahui event ingin menuangkan melaluitulisan tetapi selalu tertimpa kemalasan. sudah menemukan tema tapi untuk memulai menyusun huruf-huruf sangat sulit. ada keinginan untuk memiliki buku ataupun kumpulan-kumpulan tulisan yang dapat bermanfaat bagi orang lain atau setidaknya hanya sebagai bahan baca. tapi hanya tertinggal sebatas keinginan. kurungan kemalasan bagi saya sangat besar. padahal fasilitas sudah ada. laptop ada, flasdis juga ada, internet juga ada, media sosialjuga punya, tapi..... hanya kemalasan. sesungguhnya saya butuh patner yang dapat memompa dan menilai pekerjaan saya. 

Selasa, September 11, 2012

Belangnya Jabang bayi Gerhana


Matahari mulai tenggelam di telan bumi ujung barat. Langit yang cerah berwarna biru dan putih berubah menjadi gelap. Hiruk pikuk kelelawar berterbangan melaksakan aktifitas seakan memberikan informasi kepada penghuni bumi bahwa malam sudah mulai tiba dan saatnya untuk anak manusia memasuki rumah, menutup pintu dan jendela serta menyalakan lampu sebagai penerang kegelapan malam.

Lalu lalang kendaraan dijalan raya merayap sepi bersamaan dengan candatawa anak-anak manusia di pelataran rumah dan lapangan. Tampak beberapa laki-laki mengenakan sarung dan peci dan tersimpan di pundaknya sajadah menyusuri jalan menuju suara panggilan adzan yang terdengar dari suara toa masjid yang sudah mendayung-dayung memanggil umat islam untuk menunaikan sholat berjamaah di masjid.

Sore itu tidak seperti biasanya penghuni desa Nagreg sepi senyap di sore hari. Jamaah sholat yang biasanya sudah berkumpul selesai adzan berkumandang tetapi setelah sepuluh menit adzan selesai penghuni nagreg yang berada di dalam masjid hanya beberapa orang saja terhitung dengan jari.

Sholat jamaah magrib pun tetap dilakukan walau tak seramai biasanya. Disaat di masjid melaksanakan sholat berjamaah, tampak seorang wanita tergopoh-gopoh berjalan sambil mengangkat roknya yang rombel bermotif bergaris dengan tangan kirinya. Wanita tersebut mengetuk pintu sebuah rumah yang tak jauh dari masjid. Rumah yang biasa menjadi pembantu masayarakat nagreg dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“assalamualaikum teh….. teteh atoh…” wanita tersebut mengetuk pintu rumah yang disebelahnya tampak warung yang sudah tertutup rapat.

Pintu rumah terbuka dan tampak seorang perempuan yang masih mengenakan mukena menyapa orang yang mengetuk pintu rumahnya “walaikum salam… ada apa teh rani?” Tanya teh atoh yang membuka pintu. “magrib-magrib kok tampak kebingungan? Apa yang bisa saya bantu teh?” teh atoh menampakkan seluruh badannya disela-sela pintu.

“ begini teh, saya disuruh suaminya ibu eni untuk membeli bunga tujuh rupa” jawab wanita yang bernama lengkap reni wulan sambil merogoh saku bajunya yang tersimpan uang kertas.

Teh atoh tampak kebingungan dengan mengernyitkan dahinya yang sebagian masih tertutup mukena. “kangge naon teh bunga tujuh rupa, kok kayaknya ada sesuatu yang mendadak? Teh atoh menuju kedalam rumah sambil mengambil kunci pintu warungnya yang sejak magrib ditutup.

Rani duduk di bangku kursi di depan warung teh atoh yang terbuat dari bambu. “sekarangkan bu eni lagi hamil delapan bulan teh.”

“terus apa hubungannya bunga tujuh rupa dengan masa kehamilannya ibu eni? Tanya atoh pada rani sambil membuka gembok pintu warungnya.

“kata pak bahar, malam ini sekitar jam Sembilan malam mau ada gerhana bulan”

“wah tambah bingung saya, terus…?” atoh bertambah penasaran mendengar keterangan rani.

“begini teh, pak bahar sama bu eni tidak mau, jabang bayi yang di kandungnya itu nanti terlahir dengan kulit belang-belang. Jadi kalau tidak ingin jabang bayinya belang-belang, maka saat gerhana bulan nanti malam bu eni harus mandi kembang tujuh rupa. Kalau tidak nanti seperti anaknya pak didin yang laki-laki yang belang kulit wajahnya” rani nerocos menerangkan pada teh atoh yang penasaran dan kebingungan.

“masak sih ran….?” Atoh sekan tak percaya dari ucapan rani

“ye…. Itu sudah ajaran kokolot teh…. Bahkan tidak cukup sekedar itu teh, orang yang sedang hamil terus melihat gerhana bulan maka dia harus mandi kembang tujuh rupa dibawah diamben tempat tidurnya, kalau tidak nanti juga belang-belang anaknya kalau terlahir.” Rani tampak menyakinkan dalam bercerita.

Atoh tak percaya. “ memangnya pernah ada kejadian ran, orang hamil terus meihat gerhana bulan dan anak yang di lahirkan belang-belang?” atoh menyodorkan plastic warna hitam ke rani.

“ ya itu anaknya pak didin yang laki-laki itu kan belang wajahnya, disebabkan istri pak didin gak mau mandi di bawah kolong tempat tidurnya.” Rani menyodorkan uang kertas warna hijau ke teh atoh.

“ kamu percaya itu ran….?                                                   

“percaya ga percaya teh… namanya juga mitos… kalau nggak percaya takut kuwalat. Ya itu seperti istri pak didin.” Rani berdiri dari tempat duduknya “teh sekalian mie instannya satu ya…!”

“ada aja ya… mitosnya” atoh ambil mie instan pesanan rani.

“lihat aja teh, bentar lagi orang-orang yang keluarganya hamil ntar paling juga kesini”

“mo ngapain? Atoh tampak kebingungan

“ya mau pada beli kembang tujuh rupa” rani tertawa melihat rani kebingungan

“saya kira mau pada ngelahirin di warung saya, bisa jadi klinik nanti warung saya” atoh tersenyum melihat rani tertawa.

“ya sudah teh… mau pulang udah di tungguin bu eni, makasih ya teh…. Dah gangguin” rani berpamitan pada atoh

“yach… ga pa-pa kok” atoh menanggapi ucapan rani

“ga usah di tutup warungnya teh, nanti orang-orang pada bingung cari kembangnya! Ya udah ya assalamualaikum.” Rani beranjak pergi tertelan di kegelapan caya lampu jalan yang redup.

“walaikum salam hati-hati ran, ada buta hijau yang akan makan makan bulan malam nanti” atoh tersenyum mengiringi perginya rani yang membawa plastic hitam berisi kembang tujuh rupa.

Atoh termenung, duduk di depan warungnya sendirian melihat langit yang cerah di hiasi bintang-bintang dan bulan yang indah bulat besar sempurna memancarkan cahayanya. Dalam pikiran atoh, benarkan apa yang di ceritakan rani tadi. Orang hamil harus mandi tujuh rupa di bawah kolong tempat tidurnya agar bayinya tidak belang kulitnya. Atoh  terbengong, sesekali menghembuskan nafas dengan suara desahan sambil menikmati udara malam. (ael)