Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Sabtu, Juli 09, 2011

Bingung Menulis…

Saat ini saya sedang berusah untuk bisa menulis suatu artikel, tetapi disaat ide sudah ditemukan dan dicoba untuk dituangkan dalam suatu kata dan kalimat tersusun, maka ide pokok tersebut hilang begitu saja. Saat paragraf pertama tercipta sebagai awal pengantar suatu ide tetapi untuk menyambungkan ide-ide selanjutkan di paragraf kedua tampak terasa kesulitan merangkainya. Duh gimana ini…. Motivasi untuk menulis sudah tampak kuat dalam diri ini, tetapi terhenti disaat ide dicoba untuk dituangkan.
Latihan dan latihan itu yang harus saya lakukan. Latihan yang terkadang muncul suatu keraguan dalam diri ini. “apakah bisa saya ini menjadi seorang penulis yang handal? Pertanyaan itu selalu muncul dalam diri ini, sebab tulisan-tulisan yang pernah saya hasilkan tidak memberikan kepuasan diri ini. Hampir seluruhnya cacat, jangankan sempurna menuju sempurna pun sangat jauh.
Tulisan tampak kaku, penggunaan kosa kata dalam merangkai kalimat sangat minim perbendaharaan kata. Miskin informasi yang akan dikembangkan, dan miskin refrensi.
Aku memiliki keinginan besar saat ini untuk memiliki suatu artikel yang dapat diterima di media massa. Tetapi jangankan diterima di mediua massa, untuk konsumsi sendiri saya merasa tulisan ini morat-marit teu pararuguh jluntungannya.
Konsistensi dalam mengikat ide dalam suatu paragraf saya memiliki kesulitan. Ini sudah saya alami bertahun tahun tapi belum tampak muncul solusi yang dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan ini.
Aku ingin tulisan saya saat dibaca mengalir dengan enak, sehingga pembaca tidak butuh mengernyitkan dahinya saat membaca tulisan saya. Tetapi diri saya aja, saat membaca hasil tulisan saya butuh beberapa lipatan didahi untuk mengerti tulisan ini. Tulisan yang memiliki pembahsan zigzag.
Padahal sudah banyak buku yang saya miliki dan saya baca mengajarkan tentang menulis. Tetapi saat praktek terjadi pikiran serasa membeku, tangan terasa kaku, imajinasi tak bisa terbang melayang dan akhirnya mata terpaku pada paragraf yang ada. Saat seperti ini biasanya ku membaca ulang paragraf yang sudah ada. Tetapi saat dibaca ulang banyak ketidak puasan, sehingga bukannya menyelesaikan paragraf berikutnya, konsentrasi makin terjadi pada pengevaluasian paragraf yang ada.
Aku butuh guru yang dapat membimbing saat-saat seperti ini. Yang bisa mengarahkan jalan apa yang harus saya lakukan. Jika seperti ini, saya bingung seperti nelayan yang berada si tengah-tengah samudra, dengan ombak besar yang menggoyang-goyang sampanya. Tak tahu arah mata angin, tak tahu kemana arah yang dituju, gelisah dengan keadaan, tak ada orang yang lewat tak ada sesuatu yang mengarahkan

Pendidikan Pintu Gerbang Peradaban

Ahmad Adib Musthofa*

Perjuangan Indonesia melawan penjajah bukan hanya dalam waktu singkat. Tetapi, sudah berabad-abad lamanya Indonesia bisa terlepas dari penjara kolonial dan emperialis. Tepatnya 17 Agustus 1945 menyatakan merdeka. Kemerdekan tersebut ditandai dengan pidato proklamasi oleh presiden RI soekarno. Pidato yang sangat ditunggu oleh rakyat indonesia yang ingin terbebas dari penjajahan dari bangsa-bangsa yang ingin menguasai bangsa indonesia.

Kemerdekaan ini pun disambut oleh seluruh elemen bangsa indonesia. Dari rakyat kecil, sedang, dan petinggi-petinggi negara pun bangga atas teraihnya kemerdekaan ini. Kebahagian tersebut muncul karena bangsa indonesia bisa menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan rakyat indonesia.

Pada masa penyusunan dasar negar kita ini sebetulnya memiliki sejarah yang sangat penting untuk diketahui semua elemen masyarakat. Sebab dengan mengetahui sejarah, generasi dapat meneruskan cita-cita para pahlawan, cita-cita menjadikan indonesia yang adil dan beradab yang dapat mensejahterakan seluruh rakyat indonesia. Selain itu, Agar generasi bangsa indonesia merasa bahwa bangsa dan negara ini adalah milik rakyat Indonesia yang harus dipertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, dan membangun bangsa dan peradabanya di atas dunia ini. Sehingga muncul loyalitas tinggi dalam membangun dan mengisi kemerdekaan dengan sesuatu yang berguna bagi keberlangsungan kemerdekaan ini.

Pada saat perumusan negara yang kita cintai ini para tokoh bangsa berdebat, berargumen, silang pendapat tetapi tidak sampai perang fisik antar mereka. Kita bisa membaca sejarah dalam pembentukan teks pancasila, begitu peliknya perdebatannya. Para takoh tersebut ingin memberikan dasar bagi negara ini dengan kuat agar bangsa Indonesia tidak hanya sebagai bangsa yang sudah lepasa dari kurungan penjajah. Tetapi, ingin melepaskan Indonesia juga dari penjajahan kebodohan. Inilah sebetulnya musuh yang berat dan tak terlihat oleh bangsa kita sekarang.

Pendidikan adalah faktor penting penentu suatu pembangunan. Dengan pendidikan moralitas suatu masyarakat bisa terbangun. Moralitas yang terbangun dengan baik juga akan menghasilkan sebuah budaya yang baik. Budaya yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik pula. Keluarga dan lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang cerdas dan berbudaya. Dan tak kalah penting adalah peran pemerintah dalam memberikan kebijakan terhadap keberlangsungan pola pendidikan indonesia.

Lahirnya peradaban yang sistematis akan tercipta jika manusia selalu berpegang teguh pada konsep-konsep agama. jika konsep-konsep agama ditinggalkan dan hanya menjadi seremonial akan menghasilkan kejumudan (kejahatan) pada masyarakat. Nilai-nilai ajaran agama ditinggalkan dan terlupakan oleh para pemeluknya. Sehingga hanya menghasilkan masayarakat yang melaksanakan aktifitas tetapi apa yang mereka lakukan bebas nilai ajaran agama alias menjadi rutinitas yang tiada makna.
Hal ini bisa kita lihat pola pikir masayarakat saat ini. Mereka menyekolahkan anaknya hanya untuk menjadikan ananknya mendapatkan kehidupan yang layak secara materi dan jabatan. Tetapi mereka melupakan fitrahnya sebagai manusia yang diciptakan oleh tuhannya. Tuhan menciptakan manusia untuk beribadah. Apa yang manusia lakukan hanya untuk pencapaian derajat tinggi pada tuhannya. Nilai inilah yang hilang dari aktifitas manusia.

Imam Ghozali seorang filosof Muslim juga mengatakan hakekat manusia mencari ilmu terbagi menjadi 3 golongan. Golongan pertama adalah golongan yang berdasarkan lillahi ta'ala atau li i'lai kalimatullah dalam mencari ilmu (ini akan menghasilkan mutaaddib yang baik yang membawa moralitas manusia. Sebab apa yang manusia lakukan berdasarkan petunjuk tuhan, sehingga menghasilkan prilaku dan hati nurani yang baik dan benar. Moralitas yang dapat dijunjung tinggi dan tidak akan meresahkan kehidupan masyarakat bahkan akan menghasilkan orang-orang yang bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara). Golongan kedua adalah golongan orang untuk mencari harta dan golongan ketiga adalah golongan orang yang mencari jabatan.

Golongan kedua dan ketiga inilah akan menghasilkan manusia sebagai srigala dan bahaya bagi yang lainnya. Dari golongan kedua dan ketiga inilah menghasilkan orang-orang yang materialistik menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Apakah itu melanggar atau mengganggu hak-hak orang lain atau tidak. Dan ini terjadi dinegri ini. Begitu banyak orang saling sikut hanya untuk mendapatkan rupiah. Pencapaianya pula digunakan dengan cara-cara yang melanggar hukum, sehingga ketenangan, keamanan, serta keadilan menjadi terganggu dan kehidupan manusia menjadi rusak dan tidak stabil.
Perjalanan indonesia merdeka sudah beumur tahunan, indonesia sudah mengalami berbagai pola kepemimpinan. Asin garamnya pengalaman sudah banyak dirasakan bangsa ini. Silih berganti kejahatan dengan pola-pola yang berbeda-beda tetapi tetap sama tujuan yaitu mencari kekayaan dan populeritas. Masayarakat semakin mengenyam pendidikan formal, semakin tinggi pula tingkat kejahatan yang dilakukan. Prilaku korup, budaya miras dan narkoba, kenakalan remaja, prilaku free sex dll

Fenomena bangsa Indonesia selepas kemerdekaan bukanlah menjadi bangsa yang bermartabat. Melainkan menjadi bangsa yang moralitasnya rendah. Bangsa yang berbudaya rendah. Maraknya kriminalitas di lapisan masyarakat serta kejahatan-kejahatan publik semacam korupsi yang sudah mewabah di setiap lapisan masyarakat adalah akibat salah pengertian dalam mencari ilmu dan tidak mengetahui hakekat mencari ilmu.

Kurikulum yang disistematiskan menjadikan kaum pelajar menjadi kaum yang materialistik yang lupa akan moralitas. Sehingga, nilai agama dikesampingkan. Meraka selesai sekolah bukan bertambah budinya tapi sebaliknya mereka lulus sekolah tambah merosot moralitasnya. lembaga pendidikan hanya mampu mentrasfer ilmu pengetahuan tapi transfer tersebut tidak diimbangi dengan pendidikan moral. Sehingga menghasilkan manusia yang cerdas tetapi bodoh moralnya. Inilah yang membahayakan kehidupan manusia.

Bisa kita saksikan reality show jalanan tiap tahunnya. Selesai pengumuman kelulusan mereka merayakan keulusannya dengan konvoi jalanan yang menggangu lalu lintas. Mereka pesta pora di suatu tempat dan bahkan ada yang menggelar pesta seks. Ini adalah realita. remaja dimanjakan dengan hura-hura dan pestapora. Perkelahian antar pelajar hampir terjadi tiap tahunnya. Bagaimanakah ini bisa terjadi, padahal ditangan merekalah bangsa dan negara ini akan diberikan. Jika demikian, bagaimana mereka akan mengisi kemerdekaan ini, bagaimana mereka akan memimpin negeri ini, jika saat remaja mereka tidak memiliki dasar moral yang baik. Semua pihak harus mengevaluasi dan mengerahkan pemikiran guna kemajuan generasi yang akan datang.

Porsi agama di lembaga pendidikan di negara kita hanya sangat sedikit. Jadi wajar jika mereka menjadi pejabat publik sangat meresahkan masyarakat.

Pola mencari ilmu harus diubah. Kurikulum perlu dikaji ulang. Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya juga harus diubah. Bukan semata-mata mempersiapkan anaknya untuk bisa dapat kerja di kemudian hari kelak melainkan memberikan motivasi kepada kaum pelajar bahwa mencari ilmu itu karena li i'lai kalimatullah. Demi menjaga agama Allah.

Adapun masalah Ujian Nasional adalah memang masalah pendidikan di negara kita. Evaluasi memang perlu. Sangat berbahaya jika pendidikan tidak dievaluasi sebab dengan evaluasi ini kemunduran dan kemajuan akan diketahui sehingga materi atau kurikulum serta sistem dapat diubah dan dicari yang lebih baik dalam menghantarkan kaum pelajar menuju moralitas yang tinggi.

Pemerintah juga harus tetap bertanggung jawab dalam memfasilitasi kemajuan pendidikan bangsa. Bukan sekedar bersifat fisik tapi juga hal-hal yang bersifat non fisik.
Bagi orang tua yang akan memasukkan anaknya di lembaga pendidikan perlu meninjau ulang dahulu terhdap lembaga yang akan diberikan kepada anaknya, agar pendidikan yang diterima bisa membekas dengan baik dan teraplikasihan dalam kehidupannya, sehingga memunculkan manusia-manusia yang cerdas dan memiliki moralitas yang tinggi yang dapat meneruskan cita-cita para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk kemerdekaan indonesia dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Santri Darunnajah 3 Mengikuti Pendidikan Bela Negara.

Pondok pesantren merupakan lembaga tertua di Indonesia. Peran pesantren dalam membangun negeri ini telah terbukti dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah. Banyak para pejuang dan pahlawan RI yang muncul dari lingkungan pesantren.
Setelah jatuhnya rezim orde baru banyak peristiwa yang menyudutkan pesantren, sehingga peran pesantren sedikit demi sedikit di rongrong oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Peristiwa penculikan para kyai, ninja, kolor ijo bahkan sampai teroris yang terjadi saat ini menyebabkan pesantren merasa terusik kenyamanan dalam melaksanakan aktivitasnya.
Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan pesantren seakan-akan sebagai muara kerusuhan. Padahal sejatinya tidak begitu. Bahkan pesantren saat ini menjadi korban dari para intelektual bangsa yang saat ini mengharapkan hilangnya peran pesantren dalam membina masyarakat dan generasi bangsa.
Untuk membangkitkan rasa cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia, pondok pesantren Al-Manshur Darunnajah 3 bekerja sama dengan Kodim 0602 Serang mengadakan kegiatan Penataran Pendidikan Bela Negara. Dalam kegiatan ini para peserta didik bagai mana membela Negara secara dini.
Kegitan ini dilaksanakan di pesantren Al-Manshur Darunnajah 3 selama tiga hari mulai dari tanggal 1 juli sampai 3 juli 2011. Sedangkan pelatih-pelatihnya dari anggota Kodim 0602 Serang. Kegiatan ini full materi pengenalan tentang bela Negara. Sedangkan para pesertanya berasal dari pesantren-pesantren di lingkungan Al-Manshur Darunnajah 3. Kegitan ini selain mendidik para peserta belajar membela Negara secara dini juga sebagai mengisi waktu libur semester para peserta.
Kegitan ini juga diharapkan antara institusi pesantren dan TNI terjalin erat sehingga adanya persatuan dan kesatuan yang utuh dan adanya keterbukaan sehingga tidak adanya saling curiga mencurigai. Baik TNI dan pesantren memiliki peran menjaga keamanan serta keutuhan NKRI. Persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak akan terjalin dengan baik jika tidak dilakukan bersama-sama. (ael)

SANTRI MTs DARUNNAJAH MEWAKILI BANTEN

Dua santri Madrasah Tsanawiyah Darunnajah Pabuaran mewakili provinsi Banten untuk menuju lomba tingkat nasional, dalam kegiatan KEM (Kegiatan Expo Madrasah). Dua santri MTs Darunnajah terpilih menjadi wakil Banten setelah mengalahkan beberapa utusan dari madrasah di wilayah provinsi Banten.
Kegiatan Kompetisi Expo Madrasah tingkat provinsi di laksanakan pada tanggal 30 juni 2011 di Alun-alun kota Serang. Acara ini dilaksanakan untuk memupuk potensi-potensi generasi bangsa yang berada di lingkungan madrasah untuk mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Santri MTs Darunnajah Pabuaran yang akan mewakili Banten adalah Wahyu I`tisham asal Serang. Santri yang aktif di kepramukaan saat ini duduk di bangku kelas IX MTs Darunnajah. Dengan kerja keras dan usaha yang gigih akhirnya terpilih sebagai wakil Banten untuk mengikuti lomba pidato bahasa inggris tingkat nasional, setelah mengalahkan beberapa wakil-wakil madrasah dalam lomba pidato bahasa inggris se provinsi Banten.
Selain wahyu,santriwati MTs Darunnajah atas nama Nurul Septian juga menjadi wakil Banten. Nurul yang saat ini duduk di kelas IX MTs Darunnajah, lolos dalam seleksi busana muslim dan mengalahkan wakil-wakil dari madrasah se provinsi Banten.
Direncanakan wahyu dan Nurul akan mengikuti KEM tingkat nasional pada tanggal 19 Juli 2011 yang akan diselenggarakan di Pondok Gede Jakarta.
Sedangkan mata lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dalam kegiatan Kompetisi Expo Madrasah, MTs Darunnajah hanya mampu menyabet juara II atas nama Durotul Yatim. Tetapi Durotul Yatim belum mendapat kesempatan untuk menjadi wakil Banten dalam kegiatan KEM tingkat nasional pada 19 Juli nanti. Kita doakan semoga wakil-wakil Banten di kegiatan KEM tingkat nasional mampu mengharumkan nama Banten dan MTs Darunnajah. (ael)

MENANGGAPI KERISAUAN PEMERINTAH

Salah satu factor yang dapat menggerakkan inflasi ekonomi adalah naiknya harga bahan minyak (BBM). Rencana pemerintah menaikkan harga-harga BBM akan memicu naiknya harga-harga komoditi yang lainnya. Jika harga komoditi naik dan kemampuan masyarakat rendah maka akan mengakibatkan ketidak stabilan ekonomi masyarakat. Naiknya harga-harga harus seimbang dengan kemampuan daya beli masyarakat serta pendapatan masyarakat. Kenaikan harga BBM juga akan memicu pro dan kontra dari masyarakat.
Hal inilah yang menjadikan menteri coordinator perekonomian HATTA RAJASA risau akan terjadinya inflasi. Kerisauan itu cukup beralasan sebab dalam pemberian subsidi BBM pemerintah harus tepat pada sasaran. Selain itu jika harga BBM tidak dinaikan maka pemerintah harus menanggung resiko terhadapnaiknya harga minyak dunia.
Selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM premium. Sedangkan BBM pertamax harganya disesuaikan dengan naik turunnya harga minyak dunia.
BBM bersubsidi disediakan untuk sepeda motor dan angkutan public, sedangkan mobil pribadi diarahkan olehpemerintah menggunakan BBM pertamax. Tetapi dalam kenyataannya tidak berjalan sesuai rencana. Hal ini disebabkan tidak adanya aturan yang tegas terhadap mobil pribadi untuk menggunakan BBM pertamax, sehingga masih banyak mobil pribadi menggunakan BBM bersubsidi. Hal ini disebabkan pemerintah tidak memiliki arah yang jelas terhadap pemberian subsidi.
Jika pemeintah bersungguh-sungguh menanggulangi inflasi akan terjadi, maka pemerintah membangun infrastrukturyang digunakan oleh masyarakat serta sarana transportasi public menyebabkan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. Jika masyarakat menulis transportasi dengan kendaraan pribadi akan meningkatkan tingginya permintaan BBM.
Selain itu juga pemerintah harus menekan permintaan terhadap kendaraan pribadi. Selama ini permintaan terhadap kendaraan pribadi tetap tinggi. Jika pemerintah ingin kebijakan pemberian subsidi bagi rakyat maka alangkah baiknya subsidi memperbaiki dalam proses pemberian subsidi seperti dengan memberikan aturan yang tegas bahwa BBM subsidi harga diberikan pada kendaraan roda dua dan kendaraan transportasi public serta bagi kendaraan yang digunakan angkutan barang. Sedangkan bagi kendaraan pribadi digiring pada pengguanaan BBM pertamax. Selain terhadap subsidi BBM pemerintah juga harus memperbaiki fasilitas public agar masyarakat nyaman dan aman dalam pengunaan fasilitas public.
Sedangkan inflasi ekonomi dapat ditekanjika pendapatan masyarakat meningkat.ingkatan pendapatan masyarakat dengan cara mendayagunakan masyarakat dengan semaksimal mungkin. Mengguluhlai kembali dunia pertamina yang dapat menyerap tenaga, serta merelai impor barang yang dapat dihasilkan dalam negeri.
Keseimbangan kemampuan daya beli masyarakat maka kenaikan BBM tidak akan mempengaruhi terhadap meningkatnya komoditi lain. Seban masyarakt tetap mampu terhadap harga-harga yang melonjat naik. Tetapi jika pendapatan masyarakat tidak berbanding lurus terhadap naiknya harga maka masyarakat akan merasa tertekan dan semakin terjepit dengan melonjaknya harga-harga yang dipicu oleh naiknya harga BBM.
Selain itu jarak yang dapat ditempuh adalah merubah pola piker masyarakat bahwa BBM bukan sebagai pemicu berubahnya harga-harga.

Pancasila: antara kebenaran dan keinginan.

Pancasila merupakan dasar idiologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil pemikiran para pahlawan bangsa Indonesia. Dalam pembentukanya, Idiologi ini sangat pelik dan panjang sejarahnya. Pembentukan idiologi ini tidak semulus orang memejamkan mata. Tekanan kemerdekaan dari rakyat dan keinginan rakyat terbebas dari segala penjajahan merupakan salah satu latar belakang munculnya pancasila.

Perang pemikiran dan keinginan para pelaku sejarah ini, mewarnai terbentuknya teks pancasila. Pancasila bukanlah hasil dari pemikiran atau peran seseorang. Perdebatan dalam pembentukan ini terjadi diantara pelaku sejarah, dan akhirnya jadilah teks pancasila. Nilai-nilai yang ada dalam teks pancasila diharapkan dapat membebaskan bangsa ini dari segala penjajahan, menjadikan Negara yang memiliki satu kesatuan yang kuat, bangsa yang dapat memberikan kesejahteraan pada rakyat serta bangsa yang berdasarkan fitrah manusia yang tunduk pada aturan Tuhan.

Tanggal 1 juni dijadikan sebagai hari lahirnya pancasila walaupun ada koreksian sejarah bahwa tanggal tersebut hanyalah pidatonya soekarno, tapi yang jelas negeri ini sepakat pancasila menjadi dasar impian NKRI. Pancasila yang menjadi pondasi terbentuknya Indonesia yang sejahtera dan bahagia. Peringatan yang mengingatkan nilai-nilai pancasila, dan pemerintah menjadikan tanggal ini sebagai hari penghormatan dan pembelajaran terhadap nilai-nilai pancasila. Hal ini dilakukan dengan harapan para pewaris pengisi kemerdekaan tidak melupakan sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Sehingga pewaris kemerdekaan tidak melupakan cita-cita serta visi terbentuknya Negara Indonesia.

Carut marutnya pemerintahan di bawah kepemimpinan saat ini, baik tingkat daerah maupun nasional selayaknya menjadikan para pelaku Negara dan pemerintah untuk kembali mempelajari, mengingat-ingat serta mewujudkan cita-cita para pahlawan. Cita-cita yang memiliki Bangsa yang berketuhanan, bangsa yang memiliki rasa kemanusiaan dan menciptakan keberadaban dibelahan bumi, bangsa yang memiliki persatuan kuat yang menjalin persaudaraan antar bangsa, bangsa yang berdemokrasi berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan para pemimpinya, bangsa yang melaksanakan keadilan bagi seluruh seluruh rakyat tanpa melihat latarbelangnya. Inilah cita-cita para pahlawan yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila

Nilai-nilai inilah yang mencubit para pelaku pemerintahan dan pembantu Negara untuk kembali menjalankan nilai-nilai pancasila. Cubitan tersebut untuk membangunkan keterlenaan pemilik kebijakan, sehingga diharapkan pewaris kemerdekaan ini bisa terbebas dari penyakit yang menjadi musuh pembunuh profesi generasi bangsa. Penyakit tersebut adalah korupsi yang sudah menjadi budaya disetiap lembaga yang ada di pemerintahan atau dalam kenegaraan. Hampir setiap hari pemberitaan di media tak akan terlepas dari topic ini. topic yang selalu menjadi pembicaraan para pengamat dan bahkan rakyat yang melarat.

Selain korupsi, moralitas juga menjadi topic utama. Topic yang juga menjadi dasar utama carut marutnya bangsa yang terkenal dengan budaya ketimurannya. Budaya Timur yang terinjak-injak oleh gaya hidup Barat. Hal ini terjadi karena Pendidikan moralitas terhadap generasi muda mulai terlupakan. Kecerdasan intelektual menjadi sorotan utama sehingga pendidikan moral semakin terkikis, terpinggirkan dan hanya layak untuk kaum udik. Fenomena inilah yang terjadi dinegeri ini. Moralitas generasi muda yang sudah pada titik nadir, yang terlena dengan gaya hidup Barat.

Cita-cita para pahlawan begitu jelas tertuang dalam nilai-nilai pancasila tetapi mengapakah nilai-nilai tersebut hanya menjadi bahan pembicaraan para orang-orang pintar di negeri ini. Apa yang mereka lakukan, tidak menggambarkan nilai-nilai pancasila, jauh dari gaya hidup Indonesia.

Tetapi anehnya para pendidik, pengusaha, politikus, pejabat Negara ataupun pejabat pemerintah serta orang-orang yang memiliki profesi yang lainnya, jika disuruh berbicara tentang pancasila serta nilai-nilainya maka apa yang dipresentasikan nyaris tidak ada yang menyimpang. Apa yang di bicarakan sesuai dengan cita-cita para pahlawan. Nilai-nilai yang diucapkan oleh orang-orang professional tersebut nyaris sempurna, tapi kesempurnaannya tidak menapak diatas bumi alias hanya melayang-layang pada keindahan kalimat dan kata-kata yang mereka ucapkan.

Masih ingatkah Ungkapan proklamator yang menjadi presiden pertama di Indonesia, “ gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Makna ungkapan tersebut adalah Berangan-angan dengan setinggi-tingginya melaui proses harapan. angan-angan yang akan menjadi sebuah visi, impian yang didukung dengan misi-misi yang jelas. Visi yang sempurna tidak akan pernah teraih oleh manusia, jika tidak pelaksanaan proses pencapain tersebut tidak melalui misi-misi yang terencanakan. Cita-cita butuh usaha keras dalam mewujudkannya.

Pancasila merupakan idiologi sekaligus visi kedepan bangsa Indonesia. Relijiusitas rakyat yang taat pada ajaran agama dan teraplikasikan dalam setiap ruang kegiatannya, bangsa yang memiliki peradaban kemanusiaan, bangsa yang menjalin persatuan utuh mencapai perdamaian antar bangsa di belahan dunia, bangsa yang memiliki harmonisasi pemerintahan yang bekerjasama dengan rakyatnya untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan. Sayang, Cita-cita ini tidak teraplikasikan dengan baik yang dilakukan oleh prilaku rakyat. Proses pencapaian visi pancasila terbentur dengan keinginan memperkaya diri atau golongan dengan mengatasnamakan rakyat. Padahal apa yang mereka lakukan atau kebijakan para profesionalis tersebut jauh dari tujuan, tidak mewakili keinginan yang dicita-citakan pahlawan. Bahkan prilaku para pemangku jabatan sebagai wakil rakyat tidak berbanding lurus perbuatan dengan perkataan yang mereka terapkan dan parahnya bertabrakan dengan nilai-nilai pancasila.

Tutur kata yang manis tak semanis apa yang mereka lakukan. Bicara nilai pancasila disetiap ruang hafal diluar kepala, tetapi apa yang mereka lakukan jauh dari harapan dari nilai-nilai pancasila. Inilah kemunafikan. Kemunafikan rakyat, kemunafikan politikus, kemunafikan penegak hukum, kemunafikan para pejabat, kemunafikan para pendidik, kemunafikan berjamaah. Kemunafikan yang akhirnya menghasilkan Undang-undang yang dipenuhi kemunafikan, pendidikan yang diselimuti kemunafikan, kepemimpinan yang dijalankan dengan kemunafikan. Hampir setiap bidang dan ruang di negeri ini berlumur kemunafikan.

Kemunafikan muncul karena hilangnya moral serta spiritual dari setiap manusia. Hawa nafsu, kerakusan kekuasaan, kekayaan harta, ketenaran diri menggantikan dasar moral manusia dan nilai spiritual yang pernah ditanamkan para pendahulu bangsa. Nilai ketuhanan yang maha esa terlupakan sehingga menjadikan keuangan yang maha segala-segalanya. Keadilan hanyalah nyanyian indah rakyat Indonesia, peradaban manusia yang hanya jadi cerita lama dan kesejahteraan hanya bagi pemilik segala-galanya.

Impian bukanlah mimpi. Impian terdapat dalam jiwa yang sadar yang penuh pengetahuan,sedangkan mimpi terdapat pada jiwa yang tidak tersadarkan karena dalam keadaan tidur. Nilai-nilai pancasila terdapat nilai kebenaran yang ada dari suatu impian para pahlawan. Nilai pancasila akan terwujud dinegeri ini dengan impian dalam bentuk prilaku bukan dengan mimpi yang hanya retorika. Nilai pancasila tidak akan muncul begitu saja dinegeri ini kecuali dengan usaha keras dari setiap orang dan ruang.