Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Rabu, Desember 28, 2011

PILKADA

Sejak tahun 1998 Indonesia mengalami transisi menuju negara demokrasi setelah lebih dari 32 tahun berada dalam cengkraman rezim otoriter. Perubahan-perubahan politik terjadi satu demi satu terangkai dalam kerangka demokrasi konstitusional. Kekuasaan yang semula sentralistik berubah menjadi desentralisasi dan akses masyarakat luas akan kekuasaan lokal semakin terbuka lebar.
Perubahan politik yang mem¬buka akses masyarakat ter¬hadap kekuasaan lokal adalah diterbitkannya UU No. 32 tahun 2004 yang mengamanatkan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, analogi dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Otomatis sejak tahun 2005 hingga kini serangkaian Pilkada digelar di seluruh wilayah negeri ini. Birokrat, Pengusaha, Aktifis Parpol, dan orang biasa kini dapat mencalonkan diri menjadi Kepala Daerah atau Wa¬kil Kepala Daerah. Bahkan tahun 2008 perluasan akses masya¬rakat semakin kuat dengan dibukanya ruang calon independen dalam Pencalonan Pilkada.
Perubahan prosedur politik tersebut juga berimbas pada perubahan dinamika politik lokal karena perluasan partisipasi politik. Dahulu masyarakat hanya termangu-mangu menyaksikan penunjukkan Kepala Daerahnya yang kemudian pada tahun 1999 dapat berpartisipasi walaupun relaitf kecil melalui pemilihan Kepala Daerah di DPRD. Nah, sejak Pilkada tahun 2005 seluruh lapisan masyarakat tersedot untuk berpartisipasi dalam proses pilkada mulai dari upaya dukung mendukung maupun menjadi relawan ataupun Tim Sukses Pasangan Calon.
Dengan pilkada, peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun menjadi bertambah sebagai penyelenggara Pilkada baik di tingkat Provinsi maupun Kabu¬paten/Kota. Sejalan dengan ephoria politik yang terjadi, minat masyarakat untuk menjadi anggota KPU pun semakin luas untuk mensukseskan proses konstitusional tersebut.
Maksud diselenggarakannya Pilkada tak lain untuk mem¬per¬luas akses masyarakat ter-hadap kekuasaan politik juga untuk mendapatkan pemimpin yang de¬kat dengan rakyatnya karena dipilih secara langsung. Namun demikian, dengan biaya politik yang besar belum sepe¬nuhnya didapatkan pemim¬pin yang ber¬kualitas walaupun de¬ngan pil¬kada pilihan masya¬rakat menjadi beragam.
Niat yang baik selalu ada tan¬tangan yang menghadang, demikian juga dengan pilkada selalu mendapatkan “interupsi politik” melalui berbagai macam upaya pelanggaran aturan pilkada. Pelanggaran-pelang¬ga¬ran yang marak terjadi antara lain money politik, mobilisasi PNS dan tidak independennya pe¬nyelenggara pilkada mulai dari KPU hinggak KPPS. Terja¬dinya pelanggaran tersebut tak lain adalah upaya pasangan ca¬lon untuk dengan mudah me¬me¬¬nangkan persaingan se¬hingga mendapatkan kekuasaan politik.
Ketiga hal tersebut yang sering ditemukan dalam persidangan gugatan pilkada di Mahkamah

Saluran Perubahan

Saluran perubahan social dapat dicapai melalui jalur lembaga-lembaga kemasyarakatan lembaga tersebut diantaranya adalah pemerintah, ekonomi, pendidikan, agama, dll.
Apakah yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan? Menurut Soejono Soekamto (1982), lembaga kemasyarakatan adalah “social institution” himpunan norma-norma dari segala tingkatan pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat
Tidak semua perubahan yang terjadi dimasyarakat menghasilkan kata sepakat tetapi terjadi pro dan kontra antara yang menolak dan menerima, ada yang pro aktif dan apatis ada yang menganggap positif dan negative.
Respon yang terjadi pada setiap individu masyarakat akan menghasilkan:
1. Terjadinya penolakan (penentangan-penentangan)
2. Terjadinya penerimaan (penyesuaian-penyesuaian)
Terjadinya penolakan sebab melihat dampak yang terjadi sehingga akan menghasilkan kegoncangan-kegoncangan. Antara pengaruh luar dan dalam akan berseleksi sehingga akan mengakibatkan dampak perubahan kecil atau besar. Jika pengaruh ini besar maka akan mengakibatkan ketegangan dan bisa berakibat konflik antar masyarakat, jika tidak dilakukan penyelesaian yang baik.
Pertentangan tersebut jika dapat diselesaikan maka akan menghasilkan adjustment (penyesuaian). Harmonisasi dan keseimbangan adalah idaman setiap elemen masyarakat. Dengan adanya lembaga kemasyarakat tersebut diharapkan dapat saling mengisi untuk membangun masyarakat yang harmonis dan tentram.
Organisasi adalah satu kesatuan dalam masyarakat yang saling mengisi. Jika terjadi kekacauan dalam salah satu lembaga maka akan berdampak buruk dalam kehidupan dan menunjang perubahan yang l;ebih baik. Sehingga satu sama lain dibutuhkan kerja sama agar semua organisasi dapat mefungsikan dirinya.
Disorganisasi (disintegrasi) adalah suatu keadaan ketidak serasian pada bagian-bagian organisasi menuju kebulatan kata sepakat.
Reorganisasi (reintegrasi) adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru untuk meny esuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
Masyarakat yang mengalami perubahan social tidak selalu dubarengi dengan perubahan unsure-unsur masyarakat dan kebudayaan
Cultural lag adalah pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepat didalam keseluruhannya. (ketinggalan kebudayaan)
Modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional ke arah pola ekonomis dan politis yng menyamai dengan Negara-negara stabil. Yang menjadi standar modernisasi adalah mekanisasi, media massa, urbanisasi, peningkatan pendapatan dll modernisasi tidak selalu berdampak positif tetapi juga berdampak laknat.

Islam dan Demokrasi dalam Kepemimpinan Negara

Pemimpin atau imamah adalah cara mewujudkan kemaslahatan akhirat dan kemaslahatan dunia, karena segala kemaslahatan dunia dalam pandangan syarak harus diiktibarkan dengan segala kemaslahatan akhirat. Dunia adalah sarana atau alat untuk meraih kemaslahatan akhirat. Antara dunia dan akhirat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat meraih akhirat tanpa jalan dunia. Sebab proses kehidupan manusia tidak berhenti dalam kehidupan dunia semata. Dunia adalah proses panjang menuju akhirat. Jadi peranan pemimpin adalah untuk menerapkan syariah Islam dalam seluruh aspek.
Kepemimpinan dalam ajaran Islam adalah salah satu bagian terpenting dalam menjalankan syariat Islam. Sepeninggal rasulullah umat Islam mengalami masalah dalam masalah kepemimpinan, sehingga para sahabat sampai menghentikan proses pemakaman jenazah rasulullah sampai terpilihnya Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam, setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai pemimpin para sahabat melanjutkan mengurusi jenazah nabi untuk di kebumikan. Inilah pentingnya sebuah kepemimpinan dalam Islam. Padahal mengurusi jenazah adalah suatu hal yang wajib tapi ada yang lebih penting dari hal tersebut sehingga proses pemakaman rasulullah menjadi tertunda demi merealisasikan keberadaan kepemimpinan.
Dimasa rasulullah masih hidup, beliau tidak menunjuk kepemimpinan umat Islam untuk mengantikan beliau. Sehingga pemakaman beliau pun harus tertunda, sebab umat Islam meributkan siapakah para sahabat yang pantas untuk menggantikan kepemimpinan rasulullah. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kepemimpinan itu adalah dipilih bukan ditunjuk. Hal ini berbeda dengan system demokrasi kepemimpinan dipilih oleh rakyat dan rakyat adalah sumber pemilik kekuatan. Selain itu juga tingkat pendidikan rakyat beraneka ragam, terkadang jika suara rakyat yang berpendidikan tinggi harus terkalahkan dengan jumlah suara rakyat yang berpendidikan rendah. Selain itu jika dalam suatu wilayah banyak suara kumpulan orang jahat, maka suara yang sedikit dari suara masyarakat yang tidak jahat pun harus terkalahkan. Dengan demikian pemimpin yang baik dan benar sulit untuk diperoleh. Jika pemimpin yang baik dan benar sulit diperoleh, maka kehancuran yang dinanti. Itulah akibat dari anggapan suara rakyat adalah suara Tuhan. Tetapi didalam Islam tidak mengenal itu, yang dikenal adalah suara kebenaran adalah suara Tuhan.

bukuku merajut kemenangan

setelah lama tak menulis, kini aku memiliki sebuah karya, walau karya tersebut memang belum sempurna. tulisan tersebut ku beri judul merajut kemenangan. aku sedikit puas walau memang belum sempurna. tetapi semoga buku yang ku tulis ini dapat memberikan motivasi baruku dalam menorehkan kalimat.
ada keinginan besar aku memiliki karya-karya yang dapat di bukukan tapi sampai saat ini hanya coretan-coretan kecil saja. buku yang ku berijudul merajut kemenagan tersebut memang belum di terbitkan tapi hanya untuk pegangan bahan ajar saja. tapi semoga dengan adanya buku tersebut pembelajaran melalui dunia menulis semakin semarak.

tempat baruku

setelah beberapa waktu mencari-cari akhirnya kuberada dipersimpangan. lelah mencari dan terus mencari. istirahat sejenak untuk mengambil nafas barang sebentar. setelah beberapa waktu tiap pagi ku berpakaian rapih dengan membawa map berisikan ijazah yang ku raih selama 4 tahun lebih. ku berkeliling-keliling tempat untuk menawarkan pengalaman dan ijazahku disetiap tempat yang dapat menerimaku untuk bekerja.
sempat putus asa dalam pencarian tersebut. tiap kali ujian tapi tiap kali itu juga ku ditolaknya. pengalaman serta ijazah yang ku pegang memang tidak sejalan. pengalaman di bidang pendidikan tapi ijazah di bidang hukum tapi nyari kerja di bidang kantoran. huft.... capek dech.....
tapi setelah beberapa bulan, setelah aku lepas dari Darunnajah aku mendapatkan tawaran untuk mengubah suatu sekolahan. aku keluar dari Darunnajah pada bulan juni 2011. setelah lebaran idul fitri tepatnya bulan oktober 2011 ku di panggil untuk tinggal di sekolahan SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School. sebenarnya di tempat itu aku tidak begitu sreg. tapi untuk sewekali menghirup nafas dan menyambung pemikiran tak apalah ku ambil kesempatan teresbut.
tapi... benar di tempat tersebut tantangannya memang begitu besar. sikut kanan kiri atas bawah memang kuat. jilat sana sisni memang luar biasa dahsatnya. aku sebenarnya dilingkungan seerti ini sudah biasa, tapi situasi seperti ini bagiku luar binasa. eh... luar biasa. tapi akan ku cuba selama satu tahun. jika ga kuat.. ya kabuuuuurrrr...

Selasa, November 29, 2011

ku bukan mayat hidup

sekian lama ku berpetualang, berbagai peristiwa ku alami, mulai dari sentuhan sampai gesekan terjadi tapi itulah kehidupan. kadang ku tertawa kadang ku marah kadang di jegal kadang saling menjilat dan lain sebagainya. dunia ini memang keras. bagi mereka yang cengeng pasti kan tergerus dengan keadaan.

manusia terlahir di dunia merupakan pilihan. disaat masih dalam keadaan air sperma. beribu-ribu berkompetisi untuk menjadi benih-benih janin. tetapi hanya yang kuatlah yang akan jadi. dan kemudian terlahirlah kita-kita ini sebagai manusia. saat kita lahir kita menangis dengan sekencang-kencangnya. kita menangis karena dunia ini memang keras. butuh kecerdasan dan keuletan.

begitu gigihnya kita saat masih dalam keadaan sperma hingga sampe menjadi janin, bahkan sampe menjadi bayi dan menjadi seorang anak kecil. kita begitu kuat menerjang keadaan apapun. kompetisi di singkirkan sedikit-demi sedikit tuk jadi yang terbaik dan pemenang. tapi entah kenapa saat kita dewasa tingkat kerja keras dan keuletan hilang sedikit demi sedikit seiring bertambahnya umur dan berkurangnya usia......

kita ini makhluk yang dianugerahi pikiran. jika hewan punya otak tapi hewan tak memiliki pikiran. dengan pikiranlah kita ini bisa berfikir, beride, berbuat benar dll. tapi mengapa saat ini banyak mayat-mayat yang berjalan, mayat-mayat yang makan, mayat-mayat yang butuh makan.

mari kita bangun dari kemayatan ini. kita ini pemain bukan pemain dalam arena permainan yang hanya jadi bahan ejekan dan hinaan. sadarlah wahai pemain dan para penghina. ayo berjuang keras... terjang segala dinging pemisah antara kita.

Sabtu, Juli 09, 2011

Bingung Menulis…

Saat ini saya sedang berusah untuk bisa menulis suatu artikel, tetapi disaat ide sudah ditemukan dan dicoba untuk dituangkan dalam suatu kata dan kalimat tersusun, maka ide pokok tersebut hilang begitu saja. Saat paragraf pertama tercipta sebagai awal pengantar suatu ide tetapi untuk menyambungkan ide-ide selanjutkan di paragraf kedua tampak terasa kesulitan merangkainya. Duh gimana ini…. Motivasi untuk menulis sudah tampak kuat dalam diri ini, tetapi terhenti disaat ide dicoba untuk dituangkan.
Latihan dan latihan itu yang harus saya lakukan. Latihan yang terkadang muncul suatu keraguan dalam diri ini. “apakah bisa saya ini menjadi seorang penulis yang handal? Pertanyaan itu selalu muncul dalam diri ini, sebab tulisan-tulisan yang pernah saya hasilkan tidak memberikan kepuasan diri ini. Hampir seluruhnya cacat, jangankan sempurna menuju sempurna pun sangat jauh.
Tulisan tampak kaku, penggunaan kosa kata dalam merangkai kalimat sangat minim perbendaharaan kata. Miskin informasi yang akan dikembangkan, dan miskin refrensi.
Aku memiliki keinginan besar saat ini untuk memiliki suatu artikel yang dapat diterima di media massa. Tetapi jangankan diterima di mediua massa, untuk konsumsi sendiri saya merasa tulisan ini morat-marit teu pararuguh jluntungannya.
Konsistensi dalam mengikat ide dalam suatu paragraf saya memiliki kesulitan. Ini sudah saya alami bertahun tahun tapi belum tampak muncul solusi yang dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan ini.
Aku ingin tulisan saya saat dibaca mengalir dengan enak, sehingga pembaca tidak butuh mengernyitkan dahinya saat membaca tulisan saya. Tetapi diri saya aja, saat membaca hasil tulisan saya butuh beberapa lipatan didahi untuk mengerti tulisan ini. Tulisan yang memiliki pembahsan zigzag.
Padahal sudah banyak buku yang saya miliki dan saya baca mengajarkan tentang menulis. Tetapi saat praktek terjadi pikiran serasa membeku, tangan terasa kaku, imajinasi tak bisa terbang melayang dan akhirnya mata terpaku pada paragraf yang ada. Saat seperti ini biasanya ku membaca ulang paragraf yang sudah ada. Tetapi saat dibaca ulang banyak ketidak puasan, sehingga bukannya menyelesaikan paragraf berikutnya, konsentrasi makin terjadi pada pengevaluasian paragraf yang ada.
Aku butuh guru yang dapat membimbing saat-saat seperti ini. Yang bisa mengarahkan jalan apa yang harus saya lakukan. Jika seperti ini, saya bingung seperti nelayan yang berada si tengah-tengah samudra, dengan ombak besar yang menggoyang-goyang sampanya. Tak tahu arah mata angin, tak tahu kemana arah yang dituju, gelisah dengan keadaan, tak ada orang yang lewat tak ada sesuatu yang mengarahkan

Pendidikan Pintu Gerbang Peradaban

Ahmad Adib Musthofa*

Perjuangan Indonesia melawan penjajah bukan hanya dalam waktu singkat. Tetapi, sudah berabad-abad lamanya Indonesia bisa terlepas dari penjara kolonial dan emperialis. Tepatnya 17 Agustus 1945 menyatakan merdeka. Kemerdekan tersebut ditandai dengan pidato proklamasi oleh presiden RI soekarno. Pidato yang sangat ditunggu oleh rakyat indonesia yang ingin terbebas dari penjajahan dari bangsa-bangsa yang ingin menguasai bangsa indonesia.

Kemerdekaan ini pun disambut oleh seluruh elemen bangsa indonesia. Dari rakyat kecil, sedang, dan petinggi-petinggi negara pun bangga atas teraihnya kemerdekaan ini. Kebahagian tersebut muncul karena bangsa indonesia bisa menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan rakyat indonesia.

Pada masa penyusunan dasar negar kita ini sebetulnya memiliki sejarah yang sangat penting untuk diketahui semua elemen masyarakat. Sebab dengan mengetahui sejarah, generasi dapat meneruskan cita-cita para pahlawan, cita-cita menjadikan indonesia yang adil dan beradab yang dapat mensejahterakan seluruh rakyat indonesia. Selain itu, Agar generasi bangsa indonesia merasa bahwa bangsa dan negara ini adalah milik rakyat Indonesia yang harus dipertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, dan membangun bangsa dan peradabanya di atas dunia ini. Sehingga muncul loyalitas tinggi dalam membangun dan mengisi kemerdekaan dengan sesuatu yang berguna bagi keberlangsungan kemerdekaan ini.

Pada saat perumusan negara yang kita cintai ini para tokoh bangsa berdebat, berargumen, silang pendapat tetapi tidak sampai perang fisik antar mereka. Kita bisa membaca sejarah dalam pembentukan teks pancasila, begitu peliknya perdebatannya. Para takoh tersebut ingin memberikan dasar bagi negara ini dengan kuat agar bangsa Indonesia tidak hanya sebagai bangsa yang sudah lepasa dari kurungan penjajah. Tetapi, ingin melepaskan Indonesia juga dari penjajahan kebodohan. Inilah sebetulnya musuh yang berat dan tak terlihat oleh bangsa kita sekarang.

Pendidikan adalah faktor penting penentu suatu pembangunan. Dengan pendidikan moralitas suatu masyarakat bisa terbangun. Moralitas yang terbangun dengan baik juga akan menghasilkan sebuah budaya yang baik. Budaya yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik pula. Keluarga dan lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang cerdas dan berbudaya. Dan tak kalah penting adalah peran pemerintah dalam memberikan kebijakan terhadap keberlangsungan pola pendidikan indonesia.

Lahirnya peradaban yang sistematis akan tercipta jika manusia selalu berpegang teguh pada konsep-konsep agama. jika konsep-konsep agama ditinggalkan dan hanya menjadi seremonial akan menghasilkan kejumudan (kejahatan) pada masyarakat. Nilai-nilai ajaran agama ditinggalkan dan terlupakan oleh para pemeluknya. Sehingga hanya menghasilkan masayarakat yang melaksanakan aktifitas tetapi apa yang mereka lakukan bebas nilai ajaran agama alias menjadi rutinitas yang tiada makna.
Hal ini bisa kita lihat pola pikir masayarakat saat ini. Mereka menyekolahkan anaknya hanya untuk menjadikan ananknya mendapatkan kehidupan yang layak secara materi dan jabatan. Tetapi mereka melupakan fitrahnya sebagai manusia yang diciptakan oleh tuhannya. Tuhan menciptakan manusia untuk beribadah. Apa yang manusia lakukan hanya untuk pencapaian derajat tinggi pada tuhannya. Nilai inilah yang hilang dari aktifitas manusia.

Imam Ghozali seorang filosof Muslim juga mengatakan hakekat manusia mencari ilmu terbagi menjadi 3 golongan. Golongan pertama adalah golongan yang berdasarkan lillahi ta'ala atau li i'lai kalimatullah dalam mencari ilmu (ini akan menghasilkan mutaaddib yang baik yang membawa moralitas manusia. Sebab apa yang manusia lakukan berdasarkan petunjuk tuhan, sehingga menghasilkan prilaku dan hati nurani yang baik dan benar. Moralitas yang dapat dijunjung tinggi dan tidak akan meresahkan kehidupan masyarakat bahkan akan menghasilkan orang-orang yang bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara). Golongan kedua adalah golongan orang untuk mencari harta dan golongan ketiga adalah golongan orang yang mencari jabatan.

Golongan kedua dan ketiga inilah akan menghasilkan manusia sebagai srigala dan bahaya bagi yang lainnya. Dari golongan kedua dan ketiga inilah menghasilkan orang-orang yang materialistik menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Apakah itu melanggar atau mengganggu hak-hak orang lain atau tidak. Dan ini terjadi dinegri ini. Begitu banyak orang saling sikut hanya untuk mendapatkan rupiah. Pencapaianya pula digunakan dengan cara-cara yang melanggar hukum, sehingga ketenangan, keamanan, serta keadilan menjadi terganggu dan kehidupan manusia menjadi rusak dan tidak stabil.
Perjalanan indonesia merdeka sudah beumur tahunan, indonesia sudah mengalami berbagai pola kepemimpinan. Asin garamnya pengalaman sudah banyak dirasakan bangsa ini. Silih berganti kejahatan dengan pola-pola yang berbeda-beda tetapi tetap sama tujuan yaitu mencari kekayaan dan populeritas. Masayarakat semakin mengenyam pendidikan formal, semakin tinggi pula tingkat kejahatan yang dilakukan. Prilaku korup, budaya miras dan narkoba, kenakalan remaja, prilaku free sex dll

Fenomena bangsa Indonesia selepas kemerdekaan bukanlah menjadi bangsa yang bermartabat. Melainkan menjadi bangsa yang moralitasnya rendah. Bangsa yang berbudaya rendah. Maraknya kriminalitas di lapisan masyarakat serta kejahatan-kejahatan publik semacam korupsi yang sudah mewabah di setiap lapisan masyarakat adalah akibat salah pengertian dalam mencari ilmu dan tidak mengetahui hakekat mencari ilmu.

Kurikulum yang disistematiskan menjadikan kaum pelajar menjadi kaum yang materialistik yang lupa akan moralitas. Sehingga, nilai agama dikesampingkan. Meraka selesai sekolah bukan bertambah budinya tapi sebaliknya mereka lulus sekolah tambah merosot moralitasnya. lembaga pendidikan hanya mampu mentrasfer ilmu pengetahuan tapi transfer tersebut tidak diimbangi dengan pendidikan moral. Sehingga menghasilkan manusia yang cerdas tetapi bodoh moralnya. Inilah yang membahayakan kehidupan manusia.

Bisa kita saksikan reality show jalanan tiap tahunnya. Selesai pengumuman kelulusan mereka merayakan keulusannya dengan konvoi jalanan yang menggangu lalu lintas. Mereka pesta pora di suatu tempat dan bahkan ada yang menggelar pesta seks. Ini adalah realita. remaja dimanjakan dengan hura-hura dan pestapora. Perkelahian antar pelajar hampir terjadi tiap tahunnya. Bagaimanakah ini bisa terjadi, padahal ditangan merekalah bangsa dan negara ini akan diberikan. Jika demikian, bagaimana mereka akan mengisi kemerdekaan ini, bagaimana mereka akan memimpin negeri ini, jika saat remaja mereka tidak memiliki dasar moral yang baik. Semua pihak harus mengevaluasi dan mengerahkan pemikiran guna kemajuan generasi yang akan datang.

Porsi agama di lembaga pendidikan di negara kita hanya sangat sedikit. Jadi wajar jika mereka menjadi pejabat publik sangat meresahkan masyarakat.

Pola mencari ilmu harus diubah. Kurikulum perlu dikaji ulang. Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya juga harus diubah. Bukan semata-mata mempersiapkan anaknya untuk bisa dapat kerja di kemudian hari kelak melainkan memberikan motivasi kepada kaum pelajar bahwa mencari ilmu itu karena li i'lai kalimatullah. Demi menjaga agama Allah.

Adapun masalah Ujian Nasional adalah memang masalah pendidikan di negara kita. Evaluasi memang perlu. Sangat berbahaya jika pendidikan tidak dievaluasi sebab dengan evaluasi ini kemunduran dan kemajuan akan diketahui sehingga materi atau kurikulum serta sistem dapat diubah dan dicari yang lebih baik dalam menghantarkan kaum pelajar menuju moralitas yang tinggi.

Pemerintah juga harus tetap bertanggung jawab dalam memfasilitasi kemajuan pendidikan bangsa. Bukan sekedar bersifat fisik tapi juga hal-hal yang bersifat non fisik.
Bagi orang tua yang akan memasukkan anaknya di lembaga pendidikan perlu meninjau ulang dahulu terhdap lembaga yang akan diberikan kepada anaknya, agar pendidikan yang diterima bisa membekas dengan baik dan teraplikasihan dalam kehidupannya, sehingga memunculkan manusia-manusia yang cerdas dan memiliki moralitas yang tinggi yang dapat meneruskan cita-cita para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk kemerdekaan indonesia dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Santri Darunnajah 3 Mengikuti Pendidikan Bela Negara.

Pondok pesantren merupakan lembaga tertua di Indonesia. Peran pesantren dalam membangun negeri ini telah terbukti dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah. Banyak para pejuang dan pahlawan RI yang muncul dari lingkungan pesantren.
Setelah jatuhnya rezim orde baru banyak peristiwa yang menyudutkan pesantren, sehingga peran pesantren sedikit demi sedikit di rongrong oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Peristiwa penculikan para kyai, ninja, kolor ijo bahkan sampai teroris yang terjadi saat ini menyebabkan pesantren merasa terusik kenyamanan dalam melaksanakan aktivitasnya.
Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan pesantren seakan-akan sebagai muara kerusuhan. Padahal sejatinya tidak begitu. Bahkan pesantren saat ini menjadi korban dari para intelektual bangsa yang saat ini mengharapkan hilangnya peran pesantren dalam membina masyarakat dan generasi bangsa.
Untuk membangkitkan rasa cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia, pondok pesantren Al-Manshur Darunnajah 3 bekerja sama dengan Kodim 0602 Serang mengadakan kegiatan Penataran Pendidikan Bela Negara. Dalam kegiatan ini para peserta didik bagai mana membela Negara secara dini.
Kegitan ini dilaksanakan di pesantren Al-Manshur Darunnajah 3 selama tiga hari mulai dari tanggal 1 juli sampai 3 juli 2011. Sedangkan pelatih-pelatihnya dari anggota Kodim 0602 Serang. Kegiatan ini full materi pengenalan tentang bela Negara. Sedangkan para pesertanya berasal dari pesantren-pesantren di lingkungan Al-Manshur Darunnajah 3. Kegitan ini selain mendidik para peserta belajar membela Negara secara dini juga sebagai mengisi waktu libur semester para peserta.
Kegitan ini juga diharapkan antara institusi pesantren dan TNI terjalin erat sehingga adanya persatuan dan kesatuan yang utuh dan adanya keterbukaan sehingga tidak adanya saling curiga mencurigai. Baik TNI dan pesantren memiliki peran menjaga keamanan serta keutuhan NKRI. Persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak akan terjalin dengan baik jika tidak dilakukan bersama-sama. (ael)

SANTRI MTs DARUNNAJAH MEWAKILI BANTEN

Dua santri Madrasah Tsanawiyah Darunnajah Pabuaran mewakili provinsi Banten untuk menuju lomba tingkat nasional, dalam kegiatan KEM (Kegiatan Expo Madrasah). Dua santri MTs Darunnajah terpilih menjadi wakil Banten setelah mengalahkan beberapa utusan dari madrasah di wilayah provinsi Banten.
Kegiatan Kompetisi Expo Madrasah tingkat provinsi di laksanakan pada tanggal 30 juni 2011 di Alun-alun kota Serang. Acara ini dilaksanakan untuk memupuk potensi-potensi generasi bangsa yang berada di lingkungan madrasah untuk mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Santri MTs Darunnajah Pabuaran yang akan mewakili Banten adalah Wahyu I`tisham asal Serang. Santri yang aktif di kepramukaan saat ini duduk di bangku kelas IX MTs Darunnajah. Dengan kerja keras dan usaha yang gigih akhirnya terpilih sebagai wakil Banten untuk mengikuti lomba pidato bahasa inggris tingkat nasional, setelah mengalahkan beberapa wakil-wakil madrasah dalam lomba pidato bahasa inggris se provinsi Banten.
Selain wahyu,santriwati MTs Darunnajah atas nama Nurul Septian juga menjadi wakil Banten. Nurul yang saat ini duduk di kelas IX MTs Darunnajah, lolos dalam seleksi busana muslim dan mengalahkan wakil-wakil dari madrasah se provinsi Banten.
Direncanakan wahyu dan Nurul akan mengikuti KEM tingkat nasional pada tanggal 19 Juli 2011 yang akan diselenggarakan di Pondok Gede Jakarta.
Sedangkan mata lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dalam kegiatan Kompetisi Expo Madrasah, MTs Darunnajah hanya mampu menyabet juara II atas nama Durotul Yatim. Tetapi Durotul Yatim belum mendapat kesempatan untuk menjadi wakil Banten dalam kegiatan KEM tingkat nasional pada 19 Juli nanti. Kita doakan semoga wakil-wakil Banten di kegiatan KEM tingkat nasional mampu mengharumkan nama Banten dan MTs Darunnajah. (ael)

MENANGGAPI KERISAUAN PEMERINTAH

Salah satu factor yang dapat menggerakkan inflasi ekonomi adalah naiknya harga bahan minyak (BBM). Rencana pemerintah menaikkan harga-harga BBM akan memicu naiknya harga-harga komoditi yang lainnya. Jika harga komoditi naik dan kemampuan masyarakat rendah maka akan mengakibatkan ketidak stabilan ekonomi masyarakat. Naiknya harga-harga harus seimbang dengan kemampuan daya beli masyarakat serta pendapatan masyarakat. Kenaikan harga BBM juga akan memicu pro dan kontra dari masyarakat.
Hal inilah yang menjadikan menteri coordinator perekonomian HATTA RAJASA risau akan terjadinya inflasi. Kerisauan itu cukup beralasan sebab dalam pemberian subsidi BBM pemerintah harus tepat pada sasaran. Selain itu jika harga BBM tidak dinaikan maka pemerintah harus menanggung resiko terhadapnaiknya harga minyak dunia.
Selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM premium. Sedangkan BBM pertamax harganya disesuaikan dengan naik turunnya harga minyak dunia.
BBM bersubsidi disediakan untuk sepeda motor dan angkutan public, sedangkan mobil pribadi diarahkan olehpemerintah menggunakan BBM pertamax. Tetapi dalam kenyataannya tidak berjalan sesuai rencana. Hal ini disebabkan tidak adanya aturan yang tegas terhadap mobil pribadi untuk menggunakan BBM pertamax, sehingga masih banyak mobil pribadi menggunakan BBM bersubsidi. Hal ini disebabkan pemerintah tidak memiliki arah yang jelas terhadap pemberian subsidi.
Jika pemeintah bersungguh-sungguh menanggulangi inflasi akan terjadi, maka pemerintah membangun infrastrukturyang digunakan oleh masyarakat serta sarana transportasi public menyebabkan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. Jika masyarakat menulis transportasi dengan kendaraan pribadi akan meningkatkan tingginya permintaan BBM.
Selain itu juga pemerintah harus menekan permintaan terhadap kendaraan pribadi. Selama ini permintaan terhadap kendaraan pribadi tetap tinggi. Jika pemerintah ingin kebijakan pemberian subsidi bagi rakyat maka alangkah baiknya subsidi memperbaiki dalam proses pemberian subsidi seperti dengan memberikan aturan yang tegas bahwa BBM subsidi harga diberikan pada kendaraan roda dua dan kendaraan transportasi public serta bagi kendaraan yang digunakan angkutan barang. Sedangkan bagi kendaraan pribadi digiring pada pengguanaan BBM pertamax. Selain terhadap subsidi BBM pemerintah juga harus memperbaiki fasilitas public agar masyarakat nyaman dan aman dalam pengunaan fasilitas public.
Sedangkan inflasi ekonomi dapat ditekanjika pendapatan masyarakat meningkat.ingkatan pendapatan masyarakat dengan cara mendayagunakan masyarakat dengan semaksimal mungkin. Mengguluhlai kembali dunia pertamina yang dapat menyerap tenaga, serta merelai impor barang yang dapat dihasilkan dalam negeri.
Keseimbangan kemampuan daya beli masyarakat maka kenaikan BBM tidak akan mempengaruhi terhadap meningkatnya komoditi lain. Seban masyarakt tetap mampu terhadap harga-harga yang melonjat naik. Tetapi jika pendapatan masyarakat tidak berbanding lurus terhadap naiknya harga maka masyarakat akan merasa tertekan dan semakin terjepit dengan melonjaknya harga-harga yang dipicu oleh naiknya harga BBM.
Selain itu jarak yang dapat ditempuh adalah merubah pola piker masyarakat bahwa BBM bukan sebagai pemicu berubahnya harga-harga.

Pancasila: antara kebenaran dan keinginan.

Pancasila merupakan dasar idiologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil pemikiran para pahlawan bangsa Indonesia. Dalam pembentukanya, Idiologi ini sangat pelik dan panjang sejarahnya. Pembentukan idiologi ini tidak semulus orang memejamkan mata. Tekanan kemerdekaan dari rakyat dan keinginan rakyat terbebas dari segala penjajahan merupakan salah satu latar belakang munculnya pancasila.

Perang pemikiran dan keinginan para pelaku sejarah ini, mewarnai terbentuknya teks pancasila. Pancasila bukanlah hasil dari pemikiran atau peran seseorang. Perdebatan dalam pembentukan ini terjadi diantara pelaku sejarah, dan akhirnya jadilah teks pancasila. Nilai-nilai yang ada dalam teks pancasila diharapkan dapat membebaskan bangsa ini dari segala penjajahan, menjadikan Negara yang memiliki satu kesatuan yang kuat, bangsa yang dapat memberikan kesejahteraan pada rakyat serta bangsa yang berdasarkan fitrah manusia yang tunduk pada aturan Tuhan.

Tanggal 1 juni dijadikan sebagai hari lahirnya pancasila walaupun ada koreksian sejarah bahwa tanggal tersebut hanyalah pidatonya soekarno, tapi yang jelas negeri ini sepakat pancasila menjadi dasar impian NKRI. Pancasila yang menjadi pondasi terbentuknya Indonesia yang sejahtera dan bahagia. Peringatan yang mengingatkan nilai-nilai pancasila, dan pemerintah menjadikan tanggal ini sebagai hari penghormatan dan pembelajaran terhadap nilai-nilai pancasila. Hal ini dilakukan dengan harapan para pewaris pengisi kemerdekaan tidak melupakan sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Sehingga pewaris kemerdekaan tidak melupakan cita-cita serta visi terbentuknya Negara Indonesia.

Carut marutnya pemerintahan di bawah kepemimpinan saat ini, baik tingkat daerah maupun nasional selayaknya menjadikan para pelaku Negara dan pemerintah untuk kembali mempelajari, mengingat-ingat serta mewujudkan cita-cita para pahlawan. Cita-cita yang memiliki Bangsa yang berketuhanan, bangsa yang memiliki rasa kemanusiaan dan menciptakan keberadaban dibelahan bumi, bangsa yang memiliki persatuan kuat yang menjalin persaudaraan antar bangsa, bangsa yang berdemokrasi berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan para pemimpinya, bangsa yang melaksanakan keadilan bagi seluruh seluruh rakyat tanpa melihat latarbelangnya. Inilah cita-cita para pahlawan yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila

Nilai-nilai inilah yang mencubit para pelaku pemerintahan dan pembantu Negara untuk kembali menjalankan nilai-nilai pancasila. Cubitan tersebut untuk membangunkan keterlenaan pemilik kebijakan, sehingga diharapkan pewaris kemerdekaan ini bisa terbebas dari penyakit yang menjadi musuh pembunuh profesi generasi bangsa. Penyakit tersebut adalah korupsi yang sudah menjadi budaya disetiap lembaga yang ada di pemerintahan atau dalam kenegaraan. Hampir setiap hari pemberitaan di media tak akan terlepas dari topic ini. topic yang selalu menjadi pembicaraan para pengamat dan bahkan rakyat yang melarat.

Selain korupsi, moralitas juga menjadi topic utama. Topic yang juga menjadi dasar utama carut marutnya bangsa yang terkenal dengan budaya ketimurannya. Budaya Timur yang terinjak-injak oleh gaya hidup Barat. Hal ini terjadi karena Pendidikan moralitas terhadap generasi muda mulai terlupakan. Kecerdasan intelektual menjadi sorotan utama sehingga pendidikan moral semakin terkikis, terpinggirkan dan hanya layak untuk kaum udik. Fenomena inilah yang terjadi dinegeri ini. Moralitas generasi muda yang sudah pada titik nadir, yang terlena dengan gaya hidup Barat.

Cita-cita para pahlawan begitu jelas tertuang dalam nilai-nilai pancasila tetapi mengapakah nilai-nilai tersebut hanya menjadi bahan pembicaraan para orang-orang pintar di negeri ini. Apa yang mereka lakukan, tidak menggambarkan nilai-nilai pancasila, jauh dari gaya hidup Indonesia.

Tetapi anehnya para pendidik, pengusaha, politikus, pejabat Negara ataupun pejabat pemerintah serta orang-orang yang memiliki profesi yang lainnya, jika disuruh berbicara tentang pancasila serta nilai-nilainya maka apa yang dipresentasikan nyaris tidak ada yang menyimpang. Apa yang di bicarakan sesuai dengan cita-cita para pahlawan. Nilai-nilai yang diucapkan oleh orang-orang professional tersebut nyaris sempurna, tapi kesempurnaannya tidak menapak diatas bumi alias hanya melayang-layang pada keindahan kalimat dan kata-kata yang mereka ucapkan.

Masih ingatkah Ungkapan proklamator yang menjadi presiden pertama di Indonesia, “ gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Makna ungkapan tersebut adalah Berangan-angan dengan setinggi-tingginya melaui proses harapan. angan-angan yang akan menjadi sebuah visi, impian yang didukung dengan misi-misi yang jelas. Visi yang sempurna tidak akan pernah teraih oleh manusia, jika tidak pelaksanaan proses pencapain tersebut tidak melalui misi-misi yang terencanakan. Cita-cita butuh usaha keras dalam mewujudkannya.

Pancasila merupakan idiologi sekaligus visi kedepan bangsa Indonesia. Relijiusitas rakyat yang taat pada ajaran agama dan teraplikasikan dalam setiap ruang kegiatannya, bangsa yang memiliki peradaban kemanusiaan, bangsa yang menjalin persatuan utuh mencapai perdamaian antar bangsa di belahan dunia, bangsa yang memiliki harmonisasi pemerintahan yang bekerjasama dengan rakyatnya untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan. Sayang, Cita-cita ini tidak teraplikasikan dengan baik yang dilakukan oleh prilaku rakyat. Proses pencapaian visi pancasila terbentur dengan keinginan memperkaya diri atau golongan dengan mengatasnamakan rakyat. Padahal apa yang mereka lakukan atau kebijakan para profesionalis tersebut jauh dari tujuan, tidak mewakili keinginan yang dicita-citakan pahlawan. Bahkan prilaku para pemangku jabatan sebagai wakil rakyat tidak berbanding lurus perbuatan dengan perkataan yang mereka terapkan dan parahnya bertabrakan dengan nilai-nilai pancasila.

Tutur kata yang manis tak semanis apa yang mereka lakukan. Bicara nilai pancasila disetiap ruang hafal diluar kepala, tetapi apa yang mereka lakukan jauh dari harapan dari nilai-nilai pancasila. Inilah kemunafikan. Kemunafikan rakyat, kemunafikan politikus, kemunafikan penegak hukum, kemunafikan para pejabat, kemunafikan para pendidik, kemunafikan berjamaah. Kemunafikan yang akhirnya menghasilkan Undang-undang yang dipenuhi kemunafikan, pendidikan yang diselimuti kemunafikan, kepemimpinan yang dijalankan dengan kemunafikan. Hampir setiap bidang dan ruang di negeri ini berlumur kemunafikan.

Kemunafikan muncul karena hilangnya moral serta spiritual dari setiap manusia. Hawa nafsu, kerakusan kekuasaan, kekayaan harta, ketenaran diri menggantikan dasar moral manusia dan nilai spiritual yang pernah ditanamkan para pendahulu bangsa. Nilai ketuhanan yang maha esa terlupakan sehingga menjadikan keuangan yang maha segala-segalanya. Keadilan hanyalah nyanyian indah rakyat Indonesia, peradaban manusia yang hanya jadi cerita lama dan kesejahteraan hanya bagi pemilik segala-galanya.

Impian bukanlah mimpi. Impian terdapat dalam jiwa yang sadar yang penuh pengetahuan,sedangkan mimpi terdapat pada jiwa yang tidak tersadarkan karena dalam keadaan tidur. Nilai-nilai pancasila terdapat nilai kebenaran yang ada dari suatu impian para pahlawan. Nilai pancasila akan terwujud dinegeri ini dengan impian dalam bentuk prilaku bukan dengan mimpi yang hanya retorika. Nilai pancasila tidak akan muncul begitu saja dinegeri ini kecuali dengan usaha keras dari setiap orang dan ruang.

Rabu, Juni 15, 2011

Ba`da reformasi what the nexts

Ahmad Adib Musthofa*

12 tahun reformasi Indonesia terjadi. 12 tahun rakyat Indonesia rindu suatu perubahan yang dapat membawa kesejahteraan rakyat bangsa Indonesia. Korban materi dan bahkan nyawa dipertaruhkan demi suatu perubahan. Tapi proses perubahan yang diharapkan tak sebanding dengan pengorbanan yang telah dipertaruhkan rakyat. Bangsa ini masih dalam ketertinggalan dalam setiap ruangnya.
Undang-undang sebagai pilar menjalankan pemerintahan masih diwarnai deal-deal politik yang hanya dinikmati golongan tertentu. Perancang undang-undang berdalih mengatasnamakan rakyat tetapi dalam realitasnya tidak memihak rakyat melainkan hanya berpihak kepada yang dapat memberikan keuntungan bagi pembuat rancangan undang-undang. Padahal rakyat berharap besar kepada pemerintah atau pada para dewan yang dipiihnya saat pemilihan umum, tapi saat mereka duduk di dewan seakan janji yang dilontarkan saat sebelum menjabat hilang terbawa arus perpolitikan bangsa ini.
Banyak elemen pejabat Negara dan pemerintahan lupa terhadap bangsa yang memiliki rakyat. Rakyat yang berharap besar terhadap perubahan dan kesejahteraan yang dititipkan kepada mereka. Rakyat yang berharap para wakil rakyat dapat membawa perubahan situasi yang sangat membosankan bagi rakyat. Situasi kemiskinan, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kebodohan. Tapi wakil rakyat yang jadi tumpuan rakyat Silih berganti memiliki problema terhadap jabatan dan prilaku yang dilakukan. Setiap hari problema kecurangan, korupsi, tindak pidana dan kesalahan para pejabat terulang-ulang di kabarkan.
Ketidakpercayaan rakyat terhadap pejabat Negara dan pemerintahan hari-semakin hari terkikis. Rakyat semakin bosan dengan situasi ini. Hampir setiap ruang kehidupan yang melibatkan pejabat Negara dan pemerintahan, rakyat semakin dijepit dan di tekan.
Anggaran Negara yang dititipkan oleh rakyat untuk kepentingan Negara disalahgunakan oleh pejabat untuk kepentingan pribadi. Kasus Gayus Tambunan merupakan salah satu bukti bagi rakyat bahwa pejabat pemerintah dan para penegak hukum tumpul, karena tidak menemukan kakap dibalik dari peran Gayus. Kasus Antasari yang masih menyisakan misteri kejanggalan dari keputusan hakim, Miranda Gultom yang masih dalam proses penyuapan saat akan menjabat deputi gubernur Bank Indonesia. Torus Sinaga pejabat kejaksaan yang menghalang-halangi pemeriksaan Gayus dan masih banyak kasus-kasus lainnya. Akhirnya menimbulkan kesimpulan bagi rakyat bahwa para pejabat Negara dan pemerintahan Miskin prestasi tapi kaya tuntutan. Memperkaya diri dalam suatu jabatan menjadi hal yang dianggap benar walau dengan cara menyalahgunakan apa yang rakyat titipkan pada mereka.
Padahal Kekayaan seseorang akan berbanding lurus dengan prestasi. Prestasi akan muncul dari individu yang berkompeten yang memiliki inovasi dalam bidangnya. Tapi di bangsa yang besar ini individu-individu yang memiliki kompeten dibidangnya bukan duduk diruangan yang sebenarnya, mereka tersingkirkan dan terpojokkan mengisi ruang-ruang yang tersisa. Mereka terpojok karena tidak memiliki materi atau saudara yang bias diajak kolusi. Tapi sebaliknya banyak para pejabat bangsa dan Negara yang bisa duduk diruangan wakil-wakil rakyat karena materi atau saudara yang bisa dititipin

PENDIDIKAN SHOLAT JAMAAH

Ahmad Adib Musthofa*

Hujan sedikit deras mengguyur bumi saat sang surya meninggalkan belahan bumi. Sinar terang matahari berganti menjadi gelap, seiring datangnya malam. Gemerlap cahaya listrik nampak memunculkan cahanyanya untuk menerangi kegiatan manusia. Lafadz adzan berkumandang ajak umat islam yang mendenganrkannya untuk datang ke masjid, guna melaksanakan sholat magrib berjamaah. Berduyun duyun pasukah bersarung dan berpeci menuju masjid. suara adzan memanggil mendayu-dayu dengan merdu lewat pengeras suara. dan dari arah utara bidadari cantik dengan srgam kecantikannya mendekati suara adzan. Makhluk tuhan yang satu ini jika sudah terbungkus mukena yang berwarna putih memang tampak keanggunan serta kecantikannya yang memancar. Mereka itu semua adalah para santri putra dan para santri putri yang sedang menuntut ilmu di pesantren. Begitulah suasana dikala adzan berkumandang, mereka segera menuju masjid dan membentuk barisan yang kokoh membentuk sebuah shaf dalam sholat.
Tapi kali ini memang agak berbeda. Walaupun curah hujan di saat ini agak tinggi tapi tidak menyurutkan para santri untuk berjamaah di masjid. Masjid bagi santri memang menjadi sarana pendidikan yang penting. Dari sholat inilah mereka diajarkan kedisiplinan, kepemimpinan, kesetaraan, kesetiaan, keihlasan, dan lain sebagainya. Jika dikupas maka tidak akan habis-habisnya. Tapi jika ingin tahu manfaat sholat sebagai pendidikan sudah banyak buku-buku ataupun tulisan yang membahasanya.
Mari kita lanjutkan kembali. Tak ketinggalan para pengajarnyapun juga menuju tempat yang sama yaitu masjid. Masjid yang terletak sebelah timur lapangan sepak bola. Lapangan yang super becek jika terkena guyuran air hujan. Hal ini disebabkan lapangan ini bekas rawa. Jadi jika musim hujan lapangan ini bagaikan sawah petani yang siap di tabur benih. Dulu memang lapangan ini sebelumya dijadikan sebagai sawah tapi karena kebutuhan akan lapangan yang luas, maka pihak pesantren mengeruk sebagian tanah agar menjadi lapang. Dan akhirnya mesin beko mengeruk lapisan tanah atas dan jadilah lapangan sepak bola.
Disamping masjid tepatnya sebelah utara terdapat bangunan. Bangunan tersebut oleh santri dinamakan mido`ah alias tempat wudhu. Dalam bangunan mido`ah terbagi menjadi dua ruangan. Satu ruangan untuk tempat wudhu putri dan satu ruangan untuk tempat wudhu putra. Dari tiap ruangan tersebut terdapat 2 kamar kecil yang dapat digunakan mandi, buang air kecil ataupun yang besar sekalipun. Bahkan terkadang juga bermanfaat untuk bersembunyi oleh para santri bandel.
Hujan semakin lama semakin deras. Saat turun hujan semakin deras salah satu santri putra mengumandangkan iqomah melalui speker yang ada di dalam masjid. Iqomah berarti suatu tanda, jamaah solat sudah siap untuk melakukan sholat. Dengan suara lantang santri tersebut mengumandangkan dan memberi tanda kepada jamaah yang belum berada di masjid untuk segera bergabung melakukan sholat berjamaah. Dan merapat ke barisan didalam masjid.
Sholat jamaah dipesantren ini bisa dikatakan merupakan kegiatan wajib. Bagi santri yang tidak dapat melaksanakan sholat berjamaah maka akan disanksi. Dan yang pasti yang menyaksi adalah bagian pengajaran santri. Diperbolehkan santri untuk tidak mengikuti sholat berjamaah jika sedang sakit keras yang menyebabkan tidak dapat berada dimasjid dan bagi yang sedang melaksanakan piket jaga asrama. Tapi bagi mereka tetap diwajibkan untuk tetap melaksanakan sholat jamaah di asarama dengan teman piketnya serta yang sakit di kamar. Inilah cara pesantren mendidik para santri untuk terbiasa menjalankan sholat fardu dengan jamaah.
Nabi telah mengajarkan kepada kita bahwa sholat jamaah memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan melaksanakan sholat fardu sendirian. Jika sholat jamaah di berikan 27 derajat sedangkan yang melaksanakan sendirian hanya diberikan 1 derajat. Inilah keistimewaan sholat berjamaah. Selain keutamaan dalam mendapatkan derajat disisi allah sholat jamaah juga mengajarkan sosialisasi terhadap sesama manusia.
Selesai santri mengumandangkan iqomah, para santri yang lainnya berdiri tertib rapi membentuk barisan yang rapat dibelakang imam. Inilah sholat jamaah memberikan pendidikan kepemimpinan. Siapapun yang menjadi imam yang sesuai dengan kriteria imam maka tetap harus diikuti. Selain itu imam itu hanya satu dalam satu jamaah. Alias pemimpin itu haruslah satu dalam satu wilayah. Jika dalam satu wilayah terdapat dua pemimpin maka rakyat yang dipimpim akan bingung, pemimpin mana yang harus diikuti.
Disaat sholat berjamaah kita tidak boleh memandang kepribadian dari seorang imam. Walaupun dalam kesehariannya sang imam kita benci tetapi jika sudah disepakati menjadi imam maka gerakannya tetap harus diikuti. Tidak boleh mendahului gerakan imam. Jika mendahului imam maka sholat kita batal. Atau kita lepas dari jamaah dan membuat jamah dibelakang jamaah utama itupun juga tidak boleh dalam ajaran saat sholat jamaah.
Tak berlangsung lama sholat sudah dimulai dengan diawali takbirotul ihrom dan diikuti oleh para jamaah. Tiga rekaat telah terselesaikan. Dan diakhiri dengan salam.
Adib el-nglesany “ditulis disaat gerimis selepas sholat jamaah magrib dimasjid tgl 31 mei 2011”

PR dalam Hajat Banten 2011

Ahmad Adib Musthofa*

Hajat besar di bulan oktober 2011 yang akan dilaksakan di Banten. Hajat yang sudah menampakkan aromanya. Aroma persaingan mengambil hati masyarakat sudah mulai ramai. Keramaian tampak dalam pemasangan alat peraga sosialisai disudut kota dan jalan. Pemasangan slogan dan foto tersebut menginformasikan pada masyarakat bahwa nama dan foto yang tertampang dalam alat peraga akan mengikuti hajat besar di banten. Hajat rakyat dalam pemilihan kepala daerah. Kepala daerah yang akan memimpin banten. Pemimpin yang akan menentukan Banten 5 tahun kedepan.
Berbagai baleho, spanduk sudah tampak ramai di sudut tata ruang kota dan daerah, bahkan di batang pohon menjadi tempat favorit penempelan foto. Berbagai ucapan dan slogan tertulis besar di berbagai media, slogan yang mengindikasikan suatu janji pada masyarakat, bahwa dirinya mampu mengelola dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Keramaian ini sebagai bentuk sosialisasi meraih kursi 1 di provinsi banten.
Pembukaan pendaftaran calon kepala daerah baru di buka 8 juni tetapi proses sosialisasi sudah tampak ramai di sepanjang jalan lalu lintas. Pemandangan ini bukan hanya terjadi di pusat kota, di penjuru desa-desa tak lepas dari pemasangan alat peraga sosialisi. Proses pencurian start sosialisasi. Proses ini dilakukan oleh pendukung calon kandidat. Tindakan ini dilakukan, agar masyarakat tidak aneh terhadap calon atau tokoh-tokoh yang akan bersaing dalam pencapaian banten 1.
Pemasangan foto atau spanduk dalam proses sosialisasi ini merupakan bentuk menghambur-hamburkan uang. Dalam keadaan seperti saat ini selayaknya setiap pihak untuk menahan diri untuk pembuatan alat peraga tersebut, sebab akan lebih berharga jika anggaran dalam proses ini digunakan dalam sektor yang nyata terhadap masyarakat. Masyarakat lebih membutuhkan action nyata dari berbagai pihak yang akan mencalonkan dirinya dalam mencapai banten 1, bukan buaian kata indah yang penuh janji dan strategi.
Banten merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi besar. Potensi yang tidak dimiliki setiap daerah. Potensi alam yang berlimpah ruah, potensi daerah yang belum tergali dan terperhatikan dengan maksimal oleh setiap pemimpin di daerah. Sehingga hal ini yang masyarakat masih dalam garis bahaya dalam menjalani kehidupan.
Saat ini masyarakat banten membutuhkan pemimpin yang dapat mendengarkan dengan baik keluh kesah yang mereka rasakan dalam menjalani kehidupan. Kehidupan secara sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan seterusnya. Tantangan masyarakat dalam menghadapi kehidupan ini mengalami hadangan kerasnya persaingan. Persaingan yang melupakan moralitas dan etika.
“Adib el-nglesany 05 juni 2011 ditulis saat malam hari ketika tidak bisa tidur.”

Bingung Menulis…

Ahmad Adib Musthofa*

Saat ini saya sedang berusah untuk bisa menulis suatu artikel, tetapi disaat ide sudah ditemukan dan dicoba untuk dituangkan dalam suatu kata dan kalimat tersusun, maka ide pokok tersebut hilang begitu saja. Saat paragraf pertama tercipta sebagai awal pengantar suatu ide tetapi untuk menyambungkan ide-ide selanjutkan di paragraf kedua tampak terasa kesulitan merangkainya. Duh gimana ini…. Motivasi untuk menulis sudah tampak kuat dalam diri ini, tetapi terhenti disaat ide dicoba untuk dituangkan.
Latihan dan latihan itu yang harus saya lakukan. Latihan yang terkadang muncul suatu keraguan dalam diri ini. “apakah bisa saya ini menjadi seorang penulis yang handal? Pertanyaan itu selalu muncul dalam diri ini, sebab tulisan-tulisan yang pernah saya hasilkan tidak memberikan kepuasan diri ini. Hampir seluruhnya cacat, jangankan sempurna menuju sempurna pun sangat jauh.
Tulisan tampak kaku, penggunaan kosa kata dalam merangkai kalimat sangat minim perbendaharaan kata. Miskin informasi yang akan dikembangkan, dan miskin refrensi.
Aku memiliki keinginan besar saat ini untuk memiliki suatu artikel yang dapat diterima di media massa. Tetapi jangankan diterima di mediua massa, untuk konsumsi sendiri saya merasa tulisan ini morat-marit teu pararuguh jluntungannya.
Konsistensi dalam mengikat ide dalam suatu paragraf saya memiliki kesulitan. Ini sudah saya alami bertahun tahun tapi belum tampak muncul solusi yang dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan ini.
Aku ingin tulisan saya saat dibaca mengalir dengan enak, sehingga pembaca tidak butuh mengernyitkan dahinya saat membaca tulisan saya. Tetapi diri saya aja, saat membaca hasil tulisan saya butuh beberapa lipatan didahi untuk mengerti tulisan ini. Tulisan yang memiliki pembahsan zigzag.
Padahal sudah banyak buku yang saya miliki dan saya baca mengajarkan tentang menulis. Tetapi saat praktek terjadi pikiran serasa membeku, tangan terasa kaku, imajinasi tak bisa terbang melayang dan akhirnya mata terpaku pada paragraf yang ada. Saat seperti ini biasanya ku membaca ulang paragraf yang sudah ada. Tetapi saat dibaca ulang banyak ketidak puasan, sehingga bukannya menyelesaikan paragraf berikutnya, konsentrasi makin terjadi pada pengevaluasian paragraf yang ada.
Aku butuh guru yang dapat membimbing saat-saat seperti ini. Yang bisa mengarahkan jalan apa yang harus saya lakukan. Jika seperti ini, saya bingung seperti nelayan yang berada si tengah-tengah samudra, dengan ombak besar yang menggoyang-goyang sampanya. Tak tahu arah mata angin, tak tahu kemana arah yang dituju, gelisah dengan keadaan, tak ada orang yang lewat tak ada sesuatu yang mengarahkan
“adib el-nglesany 05 juni 2011 saat malam hari di kantor PPSB”

Akar Raadikalisme di indonesia

Ahmad Adib Musthofa*

Saat ini masyarakat indonesia merasa tidak aman terhadap kegiatan yang mereka dilakukan. Rasa ketidak percayaan terhadap segala sesuatu kini mulai hilang dan yang tersisa adalah rasa saling mencurigai. Hal ini dilatar belakangi dengan maraknya kabar tentang peledakan bom yang terjadi di wilayah indonesia. Saat ini masyarakat memiliki rasa curiga yang sangat tinggi sehingga menghilangkan rasa aman pada dirinya dan lingkungan sekitar.
Maraknya kabar tentang pengeboman yang terjadi di indonesia pada saat ini menjadi fenomena yang menakutkan bagi masyarakat. Imbas dari kabar tersebut adalah pada kegiatan kerohisan yang dilakukan dilembaga pendidikan. Kegiatan kerohisan yang dilakukan pelajar dan mahasiswa menjadi momok bagi orang tua terhadap anaknya. Padahal sebelum terjadinya peristiwa peledakan bom, orang tua sangat bangga jika anaknya ada dalam kegiatan tersebut, akan tetapi setelah terjadi peristiwa peledakan bom, kebanggaan orang tua terhadap kegiatan kerohisan berubah menjadi khawatir dan takut merasa terancam jika anaknya berada pada kegiatan tersebut.
Kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang mengikuti kerohisan dilatar belakangi karena pelaku peledakan bom yang dihubung-hubungkan dengan ajaran islam, dakwah, serta buku-buku tentang keislaman serta tak luput juga dari tema pembahasan tentang jihad. Jika benar kekhawatiran masyarakat ini berdasarkan hal tersebut, maka ini membuktikan bahwa media memiliki peran penting dalam menggiring masayarakat untuk takut pada islam. Sebab selama ini media memiliki peran menginformasikan pada masyarakat. Media hanya melihat sisi fisik yang ada atau yang tersisa di kediaman para pelaku bom. Jika ingin mempelajari bahwa Islam masuk di indonesia sudah berabad-abad lamanya, tapi mengapa peledakan bom ini baru terjadi pada saat ini, itulah yang menjadi pertanyaan bagi kita semuanya.
Ajaran islam sudah di ajarkan rosulullah berabad-abad kemudian di teruskan oleh para sahabat hingga sampai ke para wali yang membawa ajaran islam ke indonesia. Tapi selama itu kejadian peledakan bom baru terjadi pada saat ini itupun terjadi hanya di indonesia. Bahkan selama indonesia pada masa merintis kemerdekaan NKRI sampai masa merintis reformasi, terorisme tidak terjadi seperti saat ini. Tapi kini seakan-akan ajaran islam serta kegiatannya menjadi sorotan yang sangat menakutkan. Padahal islam tidak seganas yang mereka sangka. Walaupun pelaku peledakan bom itu beragama islam tetapi hal itu tidak bisa menjadi alasan memojokkan ajaran-ajaran agama sebagai akar ketidakstabilan keamanan saat ini.
Akar masalah ini sebetulnya bukan pada ajaran islam atau ayat-ayat suci yang diajarkan di lembaga pendidikan, akan tetapi jika ingin benar-benar melihat bahwa akar masalah dari peledakan bom yang terjadi adalah faktor ketidakadilan. Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Tapi yang terjadi saat ini banyak sesuatu yang tidak ditempatkan pada tempatnya. Sehingga masayarakat merasakan adanya ketidak adilan. Ketidakadilan itu sangat dirasakan oleh masyarakat.
Masyarakat bisa berbuat sesuatu yang tak disangka-sangka atau berbuat yang tak terduga jika mereka merasa lelah dan terhimpit dengan problema kehidupan yang mereka rasakan atau yang mereka lihat. Problema itu bisa muncul pada bidang politik, sosial, budaya, pendidikan dan yang lebih sensitif lagi adalah ekonomi.
Jika salah satu dosen filsafat yang ada disalah satu universitas ternama di indonesia mengatakan bahwa munculnya pemikiran-pemikiran yang mengarah pada faham radikalisme dikarenakan masuknya ayat-ayat suci dalam proses pembelajaran, maka ungkapan tersebut tak berasalan. Sebab ayat-ayat suci berada dalam lingkungan pembelajaran sudah sejak dulu, bahkan sebelum sang dosen itu lahir, ayat-ayat suci sudah dalam proses pembelajaran tetapi selama itu juga tidak terjadi seperti apa yang difikirkan oleh sang dosen.
Ungkapan dosen tersebut bisa bertendensi bahwa ajaran agama tidak layak diajarkan disuatu lembaga pendidikan. Bahkan lebih parahnya lagi dosen filsat tersebut juga mengkritisi tujuan UU Sisdiknas. Dalam UU Sisdiknas tujuan pendidikan adalah menghasilkan insan yang berakhlak mulia. Menurut dosen tersebut itu tujuan yang salah. Menurut dosen tersebut bahwa seharusnya tujuan pendidikan adalah menghasilkan akal yang kritis bukan insan yang berakhlak mulia. Sang dosen mengatakan bahwa akhlak bukan tanggung jawab lembaga pendidikan melainkan tanggung jawab agama dan keluarga.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Ahmad Adib Musthofa*

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, merupakan bunyi sila kelima dari pancasila. Keadilan yang dimaksud dalam sila ini bukanlah pemerataan tetapi kesesuaian. Persamaan dalam mendapatkan hak-hak kehidupannya. Bangsa indonesia yang merdeka menjamin kemerdekaan hak setiap rakyatnya. Penguasaan terhadap hak rakyat dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Persamaan menjadapatkan keadilan di negeri ini di jamin oleh pancasila.
Pancasila merupakan idiologi bangsa indonesia. Pancasila adalah pedoman pelaksanaan pemerintahan indonesia. Setiap warga indonesia wajib melaksanakan konstitusi ini. Dalam penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bernegara saat ini sudah mulai dilupakan. Pancasila hanya dipandang sebagai sejarah, sehingga nilai-nilai terkandung didalamnya sudah banyak yan tidak diterapkan.
Keadilan adalah harapan manusia. Rasa tentram, aman, damai merupakan kondisi yan menjadi idaman setiap rakyat dalam menjalankan aktifitasnya. keadilan menjadi kebutuhan pokok manusia. Walupun keadilan dimuka bumi merupakan keadilan yang mendekati kebenaran. Membicarakan keadilan tidak akan terlepas denan kata kebenaran. Adil dan benar merupakan kata yang saling berkaitan. Dengan adil maka menjadi benar, dan dengan berbuat benar maka rasa keadilan terjaga.
Indonesia yang didirikan dengan menggunakan dasar pancasila tidak mengesampingkan rasa kebenran dan keadilan. Berdirinya bangsa Indonesia adalah wujud untuk mewujudkan rasa keadilan dengan sebenar-benarnya melalui nilai-nilai kebenaran. Dengan tetap tegaknya kebenaran yan dijaga oleh semua kalangan maka rasa keadilan akan dirasakan oleh semua rakyat. Penegakkan keadilan yang sesuai nilai kebenaran akan mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera dan bahagia.
Namun keadilan dan kebenaran bukanlah sesuatu yang murah dimuka bumi nusantara. Keadilan dan kebenaran dibutuhkan usaha yang keras dalam mewujudkannya. Sebab perwujudan keadilan yang sebenarnya akan bertabrakan dengan egoism yang ada dalam diri manusia. Kemurkaan, kerakusan, kebencian akan menyertai dan mengganggu orang-orang yang lalai apa hakekat sesungguhnya dirinya.
Bentuk kesungguh-sungguhan pemerintah Indonesia untuk mencapai cita-cita, yaitu menjadi Negara yang nyaman dan damai untuk ditempati, Negara yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, Negara yang makmur dan sejahtera dan Negara yang tunduk terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan amanah kehidupan bagi manusia.

Menuju Banten yang sejahtera

Menuju Banten yang sejahtera
Ahmad Adib Musthofa*

Pagi yang cerah dihiasi sinar matahari yang terang di kota serang. Lalu lalang kendaraan memenuhi badan jalan yang penuh lubang. Jalan pemerintahan yang kini sudah terlupakan pembangunannya oleh pemerintah, kini semakin parah kerusakannya. Terlupakan karena ketiadaan dana ataukah memang terlupakan karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan atau bisa jadi sudah terprogram dan teranggarkan tetapi uangnya entah kemana, tetapi jang jelas jalan semakin rusak
Jalan merupakan Fasilitas yang sangat penting bagi berlangsungnya segala aktifitas masyarakat, dan juga tidak ketinggalan adalah aktifitas perekonomian. Fasilitas yang satu ini, Kini menjadi kendala yang cukup berarti bagi peningkatan perekonomian masyarakat banten. Sebab dengan rusaknya infrastruktur ini, mengganggu kelancaran aktifitas masyarakat bahkan sampai pada tingkat memakan korban, baik materi atau non materi. Tetapi infrastruktur penting itu terbengkalai tanpa sentuh, kalaupun disentuh juga hanya dengan sentuhan kualitas minim oleh pihak yang berwenang.
Dari keadaan ini, Rakyat hanya mampu berceloteh dengan sumpah serapahnya, tetapi itupun juga tidak memunculkan perubahan yang berarti bagi perbaikan fasilitas ini. Celotehan tersebut hanya dianggap kicauan yang tanpa arti. Penulis yakin, sebenarnya pemerintah mendengarkan dan mengetahui hal itu. Tapi entah kenapa juga pemerintah belum bisa bertindak banyak untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat melalui fasilitas yang baik. Celotehan masyarakat yang tak berujung pada perbaikan jalan, menjadikan rakyat mulai bosan dan hanya bisa bertanya pada rumput yang bergoyang sepanjang jalan.
Banyak infrastruktur yang ada di salah satu pusat ibu kota provinsi banten ini kurang layak digunakan oleh masyarakat. Tetapi entah apa yang salah, systemkah yang di selewengkan oleh personal ataukah memang personal yang tidak berharap rakyat ini, mendapatkan fasilitas yang layak. Ataukah memang mata hati atau mata fisiknya sudah mulai buta yang tak mampu melihat kondisi jalan. mereka yang memiliki kebijakan tak mampu bergerak untuk menumbuhkan dan mensejaherakan kehidupan yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Banten adalah provinsi yang memiliki potensi besar. Potensi wisata yang bagus yang belum terkemas dengan baik, potensi perdagangan yang belum digarap dengan maksimal, potensi pendidikan, sosial, potensi ekonomi yang kesemuanya itu ada di wilayah ini. Tetapi potensi yang dimilikinya belum dimaksimalkan oleh pemerintah. Ketidak maksimalan pemerintah dalam menangani potensi ini dikarenakan minimnya modal yang dimiliki pemerintah. Jika demikian kenyataanya seharusnya pemerintah sebagai pembantu masyarakat dapat mengajak investor swasta untuk menangani pembangunan ini. Sehingga pembangunan daerah bisa tumbuh dengan baik dan menjadikan masyarakatnya hidup dengan sejahtera.
Kini saatnya rakyat untuk berbuat lebih banyak untuk pembangunan banten yang diharapkan. Jika rakyat Banten mengandalkan pemerintah untuk mewujudkan Banten yang sejahtera, banten yang cerdas dan banten yang agamis, dengan keadaan seperti ini tanpa kesadaran semua pihak, maka tak akan terwujud banten yang jadi idaman.
Bentuknya bagaimana, mewujudkan Banten yang maju dan sejahtera, itu pasti pertanyaan yang akan muncul. Bulan oktober 2011 adalah waktu yang tepat menentukan banten untuk lebih maju. Perhelatan akbar yang akan dilaksanakan masyarakat banten yaitu pemilihan kepala daerah. Ujung tombak kepemimpinan banten yang akan memimpin rakyat banten.
Pemimpin masa depan banten
Pemimpin dalam kehidupan merupakan bagian terpenting. Kepala daerah sebagai ujung tombak kebijakan pemerintah. Kebijakan yang menghantarkan masyarakat menuju kesejahteraan dan kecerdasan. Pemimpin yang dapat memberikan sinyal positif serta memotivasi. Pemimpin yang dapat menginspirasikan rakyat untuk maju. Bukan menjadikan masyarakat semakin terpuruk dalam kebodohan dan kesengsaraanya.
Rakyat banten memimpikan seorang kepala daerah yang memiliki mata besar dan telinga besar. Mata yang dapat meilihat kondisi masyarakat sesungguhnya, bukan dalam kondisi yang sudah diatur untuk setingan ABS (Asal Bapak Senang) atau AIB (Asal Ibu Bangga). Tetapi pemimpin banten yang mengetahui kondisi yang sesungguhnya, yang dirasakan masyarakat banten atas kebijakan pemerintah. Dengan mata yang besar berarti pemimpin yang memiliki visi yang jelas dengan pelaksanaan yang terencana.
Yang kedua adalah pemimpin yang memiliki telinga besar. Dengan kontruksi manusia yang memiliki telinga dua dan mulut satu, menjadikan manusia harus banyak mendengar dari pada berbicara. Rakyat sudah bosan dengan buaian dan nyanyian para pemimpin. Pemimpin yang hanya gemar pidato tapi minim tindakan. i yang diharapkan masyarakat banten adalah tindakan nyata dari apa yang mereka nyanyikan melalui pidato-pidato yang disampaikan. Dengan banyak mendengar keluhan masyarakat maka, pemimpin banten dapat memperbaiki banten untuk menuju banten yang sejahtera akan terwujud.
Saat ini rakyat sudah jenuh terhadap pemimpin yang ada. Kejenuhan ini disebabkan karena keegoisan dari individu yang tak ingin melihat dan mendengar keluhan masyarakat. Pemimpin yang hanya mendengarkan orang-orang sekelilingnya, pejabat-pejabat pemerintah yang hanya melaporkan kesenangan bagi atasannya. Padahal mereka adalah pembantu rakyat untuk mencapai kehidupan yang layak di daerah, daerah yang memiliki potensi sumberdaya yang berlimpah ruah tapi sayang belum banyak tersentuh oleh pemerintah.
Pemilukada yang akan dilaksanakan bulan oktober 2011 merupakan momentum yang pantas untuk masyarakat banten mencari pemimpin yang mampu membawa banten yang lebih baik. Cara yang terbaik bagi masayarakat untuk berperan aktif dalam perubahan ini adalah mendatangi TPS yang telah disediakan KPU dengan memanfaatkan hak suaranya, memilih secara langsung pemimpin banten masa yang akan datang. Tinggalkan calon yang tidak memiliki ketulusan, keihlasan dalam membangun banten.
Masih ada waktu untuk masayarakat banten untuk memantau atau mengetahui pola pemimpin yang akan memimpin banten. Mencari informasi dengan Melihat pengalaman, track ricords dalam memimpin para calon-calon pemimpin yang maju. Bukan langkah yang tepat jika tidak menggunakan hak suara kita di bulan oktober nanti. Menggunakan hak suara atau tidak menggunakan hak suara kita di bulan oktober nanti, semuanya memiliki konsekuensi dan tanggung jawab semuanya. Jika kita berusaha menggunakan hak suara kita di bulan oktober dan pilihan kita itu tepat pada pemimpin yang mampu membawa banten yang lebih baik maka kita akan diberikan 2 pahala oleh Tuhan, tetapi jika kita menggunakan hak suara kita dan pemimpin yang kita pilih tidak tepat, maka tuhan memberikan 1 pahala. Dan jika kita tidak memilih saat oktober nanti, maka tuhan tidak akan pernah mencatat pahala pada diri kita dalam pemilihan pemimpin ini, bahkan bisa menjadi dosa, sebab kita mengetahui pemimpin yang layak tetapi kita tidak menggunakan hak suara kita.
Masyarakat banten harus pandai-pandai dalam mendukung calon yang kan maju pada oktober mendatang. Masayarakat jangan terlena dengan janji-janji yang dilontarkan saat kampanye, masayarakat banten harus pandai mencermati calon yang akan maju, pastinya dengan mengikuti perkembangan melalui media dan latar belakang yang dimilikinya. Jangan hanya uang 100 ribu atau pun satu juta kita korbankan banten untuk lima tahun kedepan. Jangan hancurkan banten dengan cara-cara yang tidak baik . semoga oktober 2011 banten memiliki pemimpin yang kridibiltas, tulus, ihlas sehingga banten menjadi lebih baik. amin

Penulis adalah pemerhati sosial di pondok pesantren Al-Manshur Darunnajah 3

Minggu, Juni 12, 2011

KEMBALIKAN KEWIBAWAAN POLISI

Polisi menjadi sorotan public. Polisi sudah menjadi instansi penting bagi masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki hak untuk mengkritisi instansi ini. Sebab polisi sudah dianggap bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya peran polisi dalam masyarakat dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Lalu lintas yang macet masyarakat membutuhkan kehadiran polisi untuk mengatur jalur lalu lintas. Adanya keonanran yang terjadi dimasyarakat, polisi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan, adanya pencurian, pembunuhan dan tindakan kejahatany yang lainnya peran polisi sangat dibutuhkan mengurai dan menangani kejahatan yang terjadi dimasyarakat.
Begitu pentingnya peran polisi bagi masyarakat, sehingga ada ungkapan yang menyatakan bahwa menyerang polisi berarti menyerang kedaulatan Negara. Ungkapan sangat mendasar. Sebab jika polisi mendapatkan serangan dari pihak-pihak yang mengharapkan hilangnya peran polisi di masayarakat, maka yang terjadi adalah ketenangan, kedamaian serta keamanan masyarakat tidak stabil. Jika ketenangan, kedamaian serta keamanan masyarakat tidak stabil maka masyarakt merasakan ketidak nyamanan dalam melaksanakan aktifitas. Jika ketidak nyamanan masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya mengalami gangguan dan tidak terjaminnya keamanan maka kehidupan bernegara juga akan mengalami ketidak stabilan. Jika ketidak stabilan pada tingkat bernegara dan berbangsa maka akan terjadinya kekakacauan perdamaian. Kedamaian yang menjadi cita-cita berdirinya Negara Indonesia yang merdeka.
Saat ini sudah banyak peristiwa yang menjadikan polisi menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Kemarahan masyarakat terhdap peran polisi yang tidak sesuai dengan karidor hokum. Polisi yang menjadi pelindung masyarakat menjadi polisi yang menjadi factor ketidak nyamanan masyarakat beraktifitas bahkan pada tinggat polisi menjadi musuh masyarakat. Mengapa hal ini terjadi pada anggapan masayarakat? Sebab, Polisi hanya akan bekerja menjalankan penegakan hokum terhadap kalangan pejabat dan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Sedangkan pada masyarakat kecil, polisi tidak memiliki loyalitas terhdap masyarakat.
Sikap kecekatan dalam bertindak, cepat dalam memburu tindak kejahatan hanya diperankan polisi saat mereka menerima perintah dari kalangan tertentu, sedangkan jika mendengar laporan masyuarakat yang tidak memiliki jabatan, kekuasaan serta keuangan maka sikap cepat dan cekatan hilang menjadi loyo, lambat dan bahkan enggan mengurusinya. Padahal sejak mereka sekolah diakademi kepolisian bahkan sampai mereka berada di posisi di instansi kepolisian, masyarakatlah yang membiayai mereka sampai sukses. Tetapi mereka tidak menyadarinya, rasa terimakasih terhadap masayarakat tidak terbesit dalam dirinya. Bahkan banyak oknum polisi yang menyakiti masayarakat dengan segala prilakunya.
Masyarakat bias memahami bahwa polisi juga manusia yang bias berbuat lalai dan salah, walaupun polisi saat pendidikan dididik dengan kedisiplinan yang tinggi, penanaman sadar terhadap hokum, masayarakat masih bisa menyadari dan memahami sisi kemanusiannya, tetapi bias kah polisi memahami masyarakat yang memiliki komplektifitas latar pendidikan yang sangat berbeda? masayarakat yang tidak memiliki kesempatan yang baik seperti polisi, bias memahami polisi sebagai manusia biasa, tetapi mengapa polisi yang dididik dengan kemampuan tinggi serta di berikan fasilitas tidak bias memamhami masayarakat?
Baik buruknya polisi ada di dalam anggota-anggotanya. Sisitem yang terbentuk dalam penanganan masalah sudah diatur dalam undang-undang. Polisi sudah dibekali Standar operasional dalam penanganan tindak kejahatan. Aturan-aturan tersebut harus dilakukan sama terhadap semua elemen masyarakat.
Polisi dibiayai oleh masyarkat melalui tangan para pemilik kebijakan pemerintah dan Negara. Seharusnya polisi bekerja dengan maksimal mengabdikan dirinya terhdap masayarakat. Tetapi adakalanya polisi tebang pilih dalam melaksanakan tugasnya. Jika polisi bisa melayani para pejabat dengan baik kenapa terhadap masyarakat yang berkorban membiayai polisi dalam pendidikan, banyak oknum polisi yang menjadi musuh masayarakat? padahal ekonomi masayarakat tidak sebagus para pejabat, polisi melupakan begitu saja?
Evaluasi kedalam oleh para pihak polisi diperlukan saat ini. Jika citra polisi di hadapan masyarakat tidak ingin terjatuh pada titik nadir. Kekecewaan masyarakat yang tumbuh setiap saat bisa memperburuk instansi yang sangat penting dalam melindungi keamanan, kenyamanan serta kedaulatan bangsa dan Negara ini.
Kinerja polisi yang ada dilapangan yang selalu berhdapan langsung dengan masyarakat perlu dibenanhi, pelaytanan polisi terhdapa aduan masayarakat dikoreksi serta tindakan polisi polisi saat ini perlu dievaluasi. Sebagus apapun system yang diberlalukan tetapi jika terdapat oknum-oknum yang tidak sepakat terhadap pelaksanakan sisitem yang disepakati maka instansi akan menjadi korban ketidak disiplinan anggotanya.
Polisi sebagai ujung tombak penegakan hokum di Indonesia seharusnya siap dengan segala tantangan dan resiko yang dihadapainya. Bukan tebang pilih dalam penegakan hokum. Cekatan, cepat bertindak terhdap pendekteksian korupsi walau mereke yang berbuat orang-orang berkuasa. Kesatria yang berani menyatakan salah terhdapa yang salah, bukan menutup-nutupi atau mengulur-ngulur penyelesaian karena takut terhdapa pebajat atau orang-orang yang berkuasa. Lakukanlah secepat polis menangkap masayarakat yang melanggar peraturan lalu lintas dijalan. Polisi lalu lintas bisa mendeteksi secara tepat jika para pengendara tidak memiliki SIM atau STNK. Polisi lalu lintas yang dapat membaca secara cepat walaupun sang pengendara masih berjarak jauh dari pos polisi. Kareana polisi memiliki mata elang terhadap para pelanggar jalur lalu lintas. Coba jika mata elang polisi ini diterapkan pada criminal yang lainnya yang dilakukan para pejabat atau menguasa, maka kenyamanan, ketenangan dan kedamaian masayarakat akan tercipta di bumi pertiwi.
Citra polisi sebagai pelindung dan pelayan masyarakat akan melekat dengan sendirinya melalui tugas-tugas polisi yang sesuai dengan hokum. Walaupun polisi tidak memiliki duta-duta pun maka citra baik sebagai instansi penegak hokum pun akan dimilikinya. Dengan bekerja tulus menegakkan keadilan dibumi Indonesia. Bukan melaksanakan tugas karena perintah penguasa. Jika polisi bertugas karena penguasa, maka akan selamanya polisi bukan menjadi teman atau sahabat masyarakat melainkan menjadi musuh masyarakat yang akan selalu diserang dan dihantui penyergapan dan penembakan serta perampasan senjata yang dimiliki oleh polisi
Profesi polisi merupakan profesi yang mulia dan menjadi idaman setiap masayarakat jika dilaksanakan sesuai peraturan dan undang-undang yang diberikan. Kini masayarakt memimpikan polisi Indonesia yang gagah perkasa nan kesatria yang melayani dan melindungi masyakat dengan tulus ikhls bukan karena uang yang menjadi tujuan seorang polisi. Semoga Indonesia memiliki polisi yang memiliki kejujuran yang tinggi yang dapat melindungi masyarakat Indonesia.

*Penulis adalah masayarakat peduli citra polisi

Minggu, April 17, 2011

MENGGUGAH KEWAJIBAN MELALUI TRAGEDI AHMADIYAH

Banyak yang dapat diambil dari perisiwa yang terjadi di Cikeusik Pandeglang Banten perihal tentang Jamaah Ahmadiyah Indonesia. Peristiwa seperti yang terjadi di Cikeusik sebetulnya bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Pertikaian tersebut sering terjadi diarus bawah masyarakat, khususnya masyarakat awam.
Jika cendekiawan beranggapan bahwa peristiwa tersebut terjadi karena gesekan keagamaan atau masyarakat kurang bisa menerima perbedaan. Padahal sebetulnya anggapan seperti itu tidak seluruhnya benar, Hasyim Huzadi selaku mantan ketua PBNU berpendapat bahwa peristiwa tersebut bukan semata-mata dipicu oleh masalah agama melainkan lebih dipicu dari persoalan politik, social, ekonomi dibandingkan masalah agama.
Jika benar bahwa persoalan kekerasan yang terjadi disebabkan masalah agama kenapa yang tersinggung hanya masyarakat bawah, sedangkan pada elit-elit tertentu tidak terjadi persinggungan. Padahal elit-elit tersebut juga memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki rasa fanatic terhadap agama yang diyakininya. Tetapi kenapa elit yang memiliki politik yang bagus, social yang layak serta ekonomi cukup tidak terlibat dalam pertikaian ini? Jadi masyarakat bawah hanyalah korban dari perpolitikan, social dan ekonomi yang terjadi.
Masalah Ahmadiyah di Indonesia bisa dikatakan sebuah masalah klasik yang terjadi. Para petinggi Negara atau pemerintahan tampaknya tak ingin ambil resiko besar. Sebab bisa jadi para penganut-penganutnya adalah sebagai pendukung suara duduk di kursi pemerintahan. Dulu ada suatu organisasi yang telah dinyatakan dilarang berdiri di Negara ini, tetapi setelah organisasi tersebut bersepakat dibawah salah satu partai, maka masyarakat Indonesia lupa terhadap pelarangannya, sehingga sampai sekarang organisasi terebut dengan bebas berorganisasi di Negara ini.
Ahmadiayah ada di Indonesia sudah sejak tahun 1925 dibawa oleh para pelajar Sumatra yang belajar di Qodian untuk menyebarkan misinya di Indonesia. Salah satu media yang mereka pakai dalam menyebarkan paham tersebut adalah Sinar Islam. Tetapi pada tahun 1930 saat Muktamar NU ke 5 bahwa Ahmadiyah dinyatakan sebagai aliran yang meresahkan masayarakat, bahkan dikatakan sebagai aliran yang sudah murtad. Kemudian pada tahun 1935 pada musyawarah ulama Sumatera Timur juga menyatakan bahwa aliran Ahmadiyah adalah aliran yang sesat. Tetapi masalah ini mencuat kembali saat Negara Pakistan membekukan Ahmadiyah dan menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah aliran diluar Islam baik secara agama atau hokum Negara.
Pada tahun 1980 MUI dibawah pimpinan Buya Hamkan juga menyatakan bahwa Ahmadiyah aliran sesat dan menyesatkan. Pada tahun 2005 MUI memfatwakan bahwa Ahmadiyah murtad dan bukan dari aliran Islam. Dan terakhir pada tahun 2008 Bakorpakem menyatakan bahwa aliran Ahmadiyah perlu dibekukan dan membahayakan. Makanya Ahmadiyah perlu di bekukan segala aktifitasnya. Perlu di ketahui bahwa sejak keberadaan Ahmadiyah di Negara ini sudah meresahkan dan merusak ajaran Islam. Salah satu ajaran Ahmadiyah yang dinyatakan sesat adalah menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi setelah nabi Muhammad dan kitab Tadzkirah sebagai kumpulan wahyu yang diberikan kepada Mirza Ghulam Ahmad.
Tetapi para penganut Ahmadiyah dan para pendukung aliran ini selalu menyatakan bahwa Ahmadiyah sama dengan ajaran Islam. Padahal esensialnya bukan pada kesamaanya tetapi karena memiliki perbedaan yang sangat unrgen. Mereka menyatakan bahwa syahadatnya sama dengan ajaran Islam, sholatnya sama dengan umat Islam akan tetapi akidah yang mereka yakini tidak sama. Mereka menganggap bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, padahal nabi Muhammad adalah nabi terakhir, kemudian mereka mereka juga meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad diberikan wahyu yang bernama Tadzkirah. Padahal Al-Quran kitab yang paling sempurna dan paling akhir diberikan kepada nabi terakhir yaitu nabi Muhammad saw.
Munculnya aliran Ahmadiyah ini dapat di ibaratkan membuat rumah dalam rumah. Artinya bahwa Ahmadiyah membuat agama dalam agama Islam. Hal inilah yang menciderai umat Islam. Sebetulnya uma Islam akan menjaga kebebasan Ahmadiyah dalam menjalankan keyakinannya seperti agama-agama lain tetapi tidak menyerupai, menodai atau mengadopsi syariat-syariat Islam. Islam menjamin kebebasan bukan penodaan atau perusakan agama. Solusi terbaik saat ini adalah Ahmadiyah menyatakan dirinya adalah agama sendiri bukan aliran dalam Islam. Jika ingin dalam aliran Islam maka Ahmadiyah mengikuti rule of Islam.
Dari peristiwa ini, tugas dari da`I dan mubaligh muslim adalah menjelaskan duduk perkara kepada masayarakat agar masyarakat paham terhadap permasalah yang terjadi. Metode dakwah perlu dievaluasi ulang, sebab dakwah saat ini masalah muamalat dan akidah sering di kesampingkan. Jika berada di pengajian atau dalam khutbah-khutbah masalah-masalah yang diajarkan atau yang diangkat hanya sebatas masalah fiqh. Sedangkan masalah social, ekonomi, politik, budaya atau akidah jarang yang menyentuhnya.
Sejak SD sampai perguruan tinggi atau bahkan di pesantren-pesantren pun jarang membicarakan masalah-masalah ekonomi, social, akidah dll. Dan yang sering di pelajari hanya masalah bab sholat, wudhu, dan masalah-masalah fiqh yang lainnya. Sehingga banyak masyarakat sering awam terhadap masalah-masalah akidah, muamalat, budaya, politik, ekonomi dll.
Semoga dengan peristiwa ini para dai, mubaligh, dosen, kyai, ustadz dll mau untuk berdakwah di tempat-tempat yang terpencil dan pada masayarakat-masayarakat yang masih awam. Ini bukan salah dangkalnya masyarakat tetapi orang-orang yang berwawasan luas dan berpengetahuan jarang yang ingin terjun pada masyarakat awam, mereka lebih senang berdakwah melalui televise dari pada di dalam pengajian, mereka lebih senang berdakwah di kalangan elit dari pada dakwah di dalam surau-surau. Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai pukulan telak bagi orang-orang yang berilmu sehingga muncul niat untuk berdakwah lebih intens pada masayarakat.

Rabu, Januari 12, 2011

KEUNGGULAN IKAN LELE SANGKURIANG

KEUNGGULAN IKAN LELE SANGKURIANG
IKAN LELE merupakan komoditas perikanan konsumsi unggul yang sangat diminati oleh masyarakat hal ini dikarenakan lele mempunyai manfaat yang sangat banyak, diantaranya :

Kandungan protein LELE SANGAT TINGGI, sekitar
20% ditambah lagi kandungan minyak tak jenuhnya
juga sangat tinggi sehingga mendukung metabolisme
dalam tubuh.

Daging LELE bisa merangsang perkembangan otak
anak, karena kandungan GIZI daging Lele sangat tinggi
serta mengandung banyak VITAMIN A.

Lemak dalam daging LELE mengandung Poli Asam
Lemak Tidak Jenuh (PUFA) yang terdiri dari Omega-3 dan Omega-6. Lemak tidak jenuh tidak disintesa tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan.

Lemak Ikan LELE dapat menurunkan LDL (Low Density
Lipit) kolesterol dalam plasma darah.

Kandungan Lemaknya jauh lebih rendah dari daging
ayam dan sapi.

LELE hanya mengandung lemak 2 Grm saja
(per100gram), ini jauh lebih rendah jika dibandingkan sapi 14 dan ayam 25 Gram.

Selasa, Januari 11, 2011

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG


salah satu bidang usaha yang sangat menggiurkan adalah pembudidayaan ikan lele. jika dulu lele dumbo menjadi idola para peternak ikan lele, sekarang yang sedang menjadi tren baru bagi peternak ikan lele adalah ikan lele jenis sangkuriang. jenis ini kondisi perkembangan dan pertumbuhannya lebih cepat di bandingkan dari pendahulunya (lele dumbo) lele sangkuriang adalah hasil dari perkembangan dari ikan lele dumbo.

ikan lele sangkuriang perkembangannya hanya butuh waktu 2 bulan. lele ini juga tahan terhadap udara yang panas, bahkan lele ini akan lebih cepat pertumbuhannya jika berada pada suhu yang tidak terlalu dingin.

diantara beberapa keistimewaan jenis ikan lele sangkuriang adalah:
1. memiliki pertumbuhan cepat.
2. memiliki bobot yang merata
3. daging terasa lebih gurih
4. tidak berbau apeg (bau lumpur)
5. jika di goreng memiliki aroma yang khas dan wangi

jenis ikan ini banyak di cari oleh rumah-rumah makan. seperti warung-warung tenda yang menjual pecel lele, kemudian warteg, rumah makan padang dan bahkan restoran pun juga sudah mulai membidik menu ikan lele jenis sangkuriang.

pada saat ini penulis sedang membudidayakan jenis ikan lele ini. penulis memiliki kolam 6 x 5 meter dengan kedalaman 1 meter dan di isi dengan 3000 lele jenis sangkuriang. di daerah serang sendiri jenis ikan lele ini di bilang sangat langka, sebab kebanyakan masyarakat masih kesulitan mencari bibit lele sangkuriang. sebab tidak semua petani bisa memijahkan ikan lele ini.

salah satu petani yang berhasil memijahkan lele sangkuriang adalah ust, Syukron dan ust. Asep. beliau berdua membudidayakan ikan lele ini di wilayah mandalawangi pandeglang. beliau sudah memiliki hampir 36 kolam yang berukuran 4 x 5 meter, dan kesemua kolamnya menggunakan kolam terpal.

pada saat sekarang beliau sudah membina 15 petani lele sangkuriang yang berada di pandeglang. bahkan beliau hampir sudah memasok lelenya di wilayah pandeglang. salah satu dari petani binaan bliau yang berada di wilayah serang adalah penulis sendiri yang berada di pondok pesantren Al-Manshur Darunnajah 3 Pabuaran Serang Banten.

penulis berharap dapat memasok kebutuhan ikan lele sangkuriang yang berada di wilayah Serang dan kota Serang. sebab kebutuhan lele diwilayah serang dalam satu harinya mencapai 1.5 ton. sedangkan pasokan ini berasal dari luar kabupaten serang. jadi ini merupakan peluang yang baik bagi pengusaha serta peternak lele.

kami dari peternak lele sangkuriang sangat menjaga kwalitas ikan lele. ikan lele yang kami budidayakan tidak menggunakan obat-obat atau zat-zat kimia. sebab kami berkeinginan lele yang di konsumsi oleh masyarakat harus sehat dan terbebas dari penyakit. sebab dari masukan makanan yang sehat akan menghasilkan manusia-manusia yang sehat pula. dalam memberi pakan pun kami sangat menghindari dari hal-hal yang tidak dibutuhkan, seperti bangkai ayam, atau kotoran sapi, manusia atau kerbau. hal-hal seperti itu harus kami jauhi. kami ingin citra ikan lele untuk lebih baik.

selama ini imej masayarakat bahwa ikan lele adalah ikan yang kotor dan jorok sebab hidup di tempat pembuangan dan bahkan sampah. dengan budidaya ikan lele sangkuriang ini kami berusaha menjadikan citra makanan ikan lele yang penuh gizi dan menyehatkan. ikan lele dapat sebagai makanan alternatif. sebab harga ikan emas yang semakin merangkak mahal, ikan bandeng pun demikian. daging ikan atau daging sapi pun juga semakin melonjak tajam sehingga banyak masyarakat tidak dapat membeli kebutuhan untuk menambah gizi. dengan demikian lele sangkuriang dapat menjadi makanan yang penuh gizi yang tidak kalah gizi dan proteinnya dengan daging dan jenis ikan yang lainnya.