Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Rabu, Desember 28, 2011

Islam dan Demokrasi dalam Kepemimpinan Negara

Pemimpin atau imamah adalah cara mewujudkan kemaslahatan akhirat dan kemaslahatan dunia, karena segala kemaslahatan dunia dalam pandangan syarak harus diiktibarkan dengan segala kemaslahatan akhirat. Dunia adalah sarana atau alat untuk meraih kemaslahatan akhirat. Antara dunia dan akhirat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat meraih akhirat tanpa jalan dunia. Sebab proses kehidupan manusia tidak berhenti dalam kehidupan dunia semata. Dunia adalah proses panjang menuju akhirat. Jadi peranan pemimpin adalah untuk menerapkan syariah Islam dalam seluruh aspek.
Kepemimpinan dalam ajaran Islam adalah salah satu bagian terpenting dalam menjalankan syariat Islam. Sepeninggal rasulullah umat Islam mengalami masalah dalam masalah kepemimpinan, sehingga para sahabat sampai menghentikan proses pemakaman jenazah rasulullah sampai terpilihnya Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam, setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai pemimpin para sahabat melanjutkan mengurusi jenazah nabi untuk di kebumikan. Inilah pentingnya sebuah kepemimpinan dalam Islam. Padahal mengurusi jenazah adalah suatu hal yang wajib tapi ada yang lebih penting dari hal tersebut sehingga proses pemakaman rasulullah menjadi tertunda demi merealisasikan keberadaan kepemimpinan.
Dimasa rasulullah masih hidup, beliau tidak menunjuk kepemimpinan umat Islam untuk mengantikan beliau. Sehingga pemakaman beliau pun harus tertunda, sebab umat Islam meributkan siapakah para sahabat yang pantas untuk menggantikan kepemimpinan rasulullah. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kepemimpinan itu adalah dipilih bukan ditunjuk. Hal ini berbeda dengan system demokrasi kepemimpinan dipilih oleh rakyat dan rakyat adalah sumber pemilik kekuatan. Selain itu juga tingkat pendidikan rakyat beraneka ragam, terkadang jika suara rakyat yang berpendidikan tinggi harus terkalahkan dengan jumlah suara rakyat yang berpendidikan rendah. Selain itu jika dalam suatu wilayah banyak suara kumpulan orang jahat, maka suara yang sedikit dari suara masyarakat yang tidak jahat pun harus terkalahkan. Dengan demikian pemimpin yang baik dan benar sulit untuk diperoleh. Jika pemimpin yang baik dan benar sulit diperoleh, maka kehancuran yang dinanti. Itulah akibat dari anggapan suara rakyat adalah suara Tuhan. Tetapi didalam Islam tidak mengenal itu, yang dikenal adalah suara kebenaran adalah suara Tuhan.

Tidak ada komentar: