Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Rabu, Juni 15, 2011

Bingung Menulis…

Ahmad Adib Musthofa*

Saat ini saya sedang berusah untuk bisa menulis suatu artikel, tetapi disaat ide sudah ditemukan dan dicoba untuk dituangkan dalam suatu kata dan kalimat tersusun, maka ide pokok tersebut hilang begitu saja. Saat paragraf pertama tercipta sebagai awal pengantar suatu ide tetapi untuk menyambungkan ide-ide selanjutkan di paragraf kedua tampak terasa kesulitan merangkainya. Duh gimana ini…. Motivasi untuk menulis sudah tampak kuat dalam diri ini, tetapi terhenti disaat ide dicoba untuk dituangkan.
Latihan dan latihan itu yang harus saya lakukan. Latihan yang terkadang muncul suatu keraguan dalam diri ini. “apakah bisa saya ini menjadi seorang penulis yang handal? Pertanyaan itu selalu muncul dalam diri ini, sebab tulisan-tulisan yang pernah saya hasilkan tidak memberikan kepuasan diri ini. Hampir seluruhnya cacat, jangankan sempurna menuju sempurna pun sangat jauh.
Tulisan tampak kaku, penggunaan kosa kata dalam merangkai kalimat sangat minim perbendaharaan kata. Miskin informasi yang akan dikembangkan, dan miskin refrensi.
Aku memiliki keinginan besar saat ini untuk memiliki suatu artikel yang dapat diterima di media massa. Tetapi jangankan diterima di mediua massa, untuk konsumsi sendiri saya merasa tulisan ini morat-marit teu pararuguh jluntungannya.
Konsistensi dalam mengikat ide dalam suatu paragraf saya memiliki kesulitan. Ini sudah saya alami bertahun tahun tapi belum tampak muncul solusi yang dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan ini.
Aku ingin tulisan saya saat dibaca mengalir dengan enak, sehingga pembaca tidak butuh mengernyitkan dahinya saat membaca tulisan saya. Tetapi diri saya aja, saat membaca hasil tulisan saya butuh beberapa lipatan didahi untuk mengerti tulisan ini. Tulisan yang memiliki pembahsan zigzag.
Padahal sudah banyak buku yang saya miliki dan saya baca mengajarkan tentang menulis. Tetapi saat praktek terjadi pikiran serasa membeku, tangan terasa kaku, imajinasi tak bisa terbang melayang dan akhirnya mata terpaku pada paragraf yang ada. Saat seperti ini biasanya ku membaca ulang paragraf yang sudah ada. Tetapi saat dibaca ulang banyak ketidak puasan, sehingga bukannya menyelesaikan paragraf berikutnya, konsentrasi makin terjadi pada pengevaluasian paragraf yang ada.
Aku butuh guru yang dapat membimbing saat-saat seperti ini. Yang bisa mengarahkan jalan apa yang harus saya lakukan. Jika seperti ini, saya bingung seperti nelayan yang berada si tengah-tengah samudra, dengan ombak besar yang menggoyang-goyang sampanya. Tak tahu arah mata angin, tak tahu kemana arah yang dituju, gelisah dengan keadaan, tak ada orang yang lewat tak ada sesuatu yang mengarahkan
“adib el-nglesany 05 juni 2011 saat malam hari di kantor PPSB”

Tidak ada komentar: