Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Minggu, Juni 12, 2011

KEMBALIKAN KEWIBAWAAN POLISI

Polisi menjadi sorotan public. Polisi sudah menjadi instansi penting bagi masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki hak untuk mengkritisi instansi ini. Sebab polisi sudah dianggap bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya peran polisi dalam masyarakat dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Lalu lintas yang macet masyarakat membutuhkan kehadiran polisi untuk mengatur jalur lalu lintas. Adanya keonanran yang terjadi dimasyarakat, polisi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan, adanya pencurian, pembunuhan dan tindakan kejahatany yang lainnya peran polisi sangat dibutuhkan mengurai dan menangani kejahatan yang terjadi dimasyarakat.
Begitu pentingnya peran polisi bagi masyarakat, sehingga ada ungkapan yang menyatakan bahwa menyerang polisi berarti menyerang kedaulatan Negara. Ungkapan sangat mendasar. Sebab jika polisi mendapatkan serangan dari pihak-pihak yang mengharapkan hilangnya peran polisi di masayarakat, maka yang terjadi adalah ketenangan, kedamaian serta keamanan masyarakat tidak stabil. Jika ketenangan, kedamaian serta keamanan masyarakat tidak stabil maka masyarakt merasakan ketidak nyamanan dalam melaksanakan aktifitas. Jika ketidak nyamanan masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya mengalami gangguan dan tidak terjaminnya keamanan maka kehidupan bernegara juga akan mengalami ketidak stabilan. Jika ketidak stabilan pada tingkat bernegara dan berbangsa maka akan terjadinya kekakacauan perdamaian. Kedamaian yang menjadi cita-cita berdirinya Negara Indonesia yang merdeka.
Saat ini sudah banyak peristiwa yang menjadikan polisi menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Kemarahan masyarakat terhdap peran polisi yang tidak sesuai dengan karidor hokum. Polisi yang menjadi pelindung masyarakat menjadi polisi yang menjadi factor ketidak nyamanan masyarakat beraktifitas bahkan pada tinggat polisi menjadi musuh masyarakat. Mengapa hal ini terjadi pada anggapan masayarakat? Sebab, Polisi hanya akan bekerja menjalankan penegakan hokum terhadap kalangan pejabat dan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Sedangkan pada masyarakat kecil, polisi tidak memiliki loyalitas terhdap masyarakat.
Sikap kecekatan dalam bertindak, cepat dalam memburu tindak kejahatan hanya diperankan polisi saat mereka menerima perintah dari kalangan tertentu, sedangkan jika mendengar laporan masyuarakat yang tidak memiliki jabatan, kekuasaan serta keuangan maka sikap cepat dan cekatan hilang menjadi loyo, lambat dan bahkan enggan mengurusinya. Padahal sejak mereka sekolah diakademi kepolisian bahkan sampai mereka berada di posisi di instansi kepolisian, masyarakatlah yang membiayai mereka sampai sukses. Tetapi mereka tidak menyadarinya, rasa terimakasih terhadap masayarakat tidak terbesit dalam dirinya. Bahkan banyak oknum polisi yang menyakiti masayarakat dengan segala prilakunya.
Masyarakat bias memahami bahwa polisi juga manusia yang bias berbuat lalai dan salah, walaupun polisi saat pendidikan dididik dengan kedisiplinan yang tinggi, penanaman sadar terhadap hokum, masayarakat masih bisa menyadari dan memahami sisi kemanusiannya, tetapi bias kah polisi memahami masyarakat yang memiliki komplektifitas latar pendidikan yang sangat berbeda? masayarakat yang tidak memiliki kesempatan yang baik seperti polisi, bias memahami polisi sebagai manusia biasa, tetapi mengapa polisi yang dididik dengan kemampuan tinggi serta di berikan fasilitas tidak bias memamhami masayarakat?
Baik buruknya polisi ada di dalam anggota-anggotanya. Sisitem yang terbentuk dalam penanganan masalah sudah diatur dalam undang-undang. Polisi sudah dibekali Standar operasional dalam penanganan tindak kejahatan. Aturan-aturan tersebut harus dilakukan sama terhadap semua elemen masyarakat.
Polisi dibiayai oleh masyarkat melalui tangan para pemilik kebijakan pemerintah dan Negara. Seharusnya polisi bekerja dengan maksimal mengabdikan dirinya terhdap masayarakat. Tetapi adakalanya polisi tebang pilih dalam melaksanakan tugasnya. Jika polisi bisa melayani para pejabat dengan baik kenapa terhadap masyarakat yang berkorban membiayai polisi dalam pendidikan, banyak oknum polisi yang menjadi musuh masayarakat? padahal ekonomi masayarakat tidak sebagus para pejabat, polisi melupakan begitu saja?
Evaluasi kedalam oleh para pihak polisi diperlukan saat ini. Jika citra polisi di hadapan masyarakat tidak ingin terjatuh pada titik nadir. Kekecewaan masyarakat yang tumbuh setiap saat bisa memperburuk instansi yang sangat penting dalam melindungi keamanan, kenyamanan serta kedaulatan bangsa dan Negara ini.
Kinerja polisi yang ada dilapangan yang selalu berhdapan langsung dengan masyarakat perlu dibenanhi, pelaytanan polisi terhdapa aduan masayarakat dikoreksi serta tindakan polisi polisi saat ini perlu dievaluasi. Sebagus apapun system yang diberlalukan tetapi jika terdapat oknum-oknum yang tidak sepakat terhadap pelaksanakan sisitem yang disepakati maka instansi akan menjadi korban ketidak disiplinan anggotanya.
Polisi sebagai ujung tombak penegakan hokum di Indonesia seharusnya siap dengan segala tantangan dan resiko yang dihadapainya. Bukan tebang pilih dalam penegakan hokum. Cekatan, cepat bertindak terhdap pendekteksian korupsi walau mereke yang berbuat orang-orang berkuasa. Kesatria yang berani menyatakan salah terhdapa yang salah, bukan menutup-nutupi atau mengulur-ngulur penyelesaian karena takut terhdapa pebajat atau orang-orang yang berkuasa. Lakukanlah secepat polis menangkap masayarakat yang melanggar peraturan lalu lintas dijalan. Polisi lalu lintas bisa mendeteksi secara tepat jika para pengendara tidak memiliki SIM atau STNK. Polisi lalu lintas yang dapat membaca secara cepat walaupun sang pengendara masih berjarak jauh dari pos polisi. Kareana polisi memiliki mata elang terhadap para pelanggar jalur lalu lintas. Coba jika mata elang polisi ini diterapkan pada criminal yang lainnya yang dilakukan para pejabat atau menguasa, maka kenyamanan, ketenangan dan kedamaian masayarakat akan tercipta di bumi pertiwi.
Citra polisi sebagai pelindung dan pelayan masyarakat akan melekat dengan sendirinya melalui tugas-tugas polisi yang sesuai dengan hokum. Walaupun polisi tidak memiliki duta-duta pun maka citra baik sebagai instansi penegak hokum pun akan dimilikinya. Dengan bekerja tulus menegakkan keadilan dibumi Indonesia. Bukan melaksanakan tugas karena perintah penguasa. Jika polisi bertugas karena penguasa, maka akan selamanya polisi bukan menjadi teman atau sahabat masyarakat melainkan menjadi musuh masyarakat yang akan selalu diserang dan dihantui penyergapan dan penembakan serta perampasan senjata yang dimiliki oleh polisi
Profesi polisi merupakan profesi yang mulia dan menjadi idaman setiap masayarakat jika dilaksanakan sesuai peraturan dan undang-undang yang diberikan. Kini masayarakt memimpikan polisi Indonesia yang gagah perkasa nan kesatria yang melayani dan melindungi masyakat dengan tulus ikhls bukan karena uang yang menjadi tujuan seorang polisi. Semoga Indonesia memiliki polisi yang memiliki kejujuran yang tinggi yang dapat melindungi masyarakat Indonesia.

*Penulis adalah masayarakat peduli citra polisi

Tidak ada komentar: