Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Rabu, Juni 15, 2011

PENDIDIKAN SHOLAT JAMAAH

Ahmad Adib Musthofa*

Hujan sedikit deras mengguyur bumi saat sang surya meninggalkan belahan bumi. Sinar terang matahari berganti menjadi gelap, seiring datangnya malam. Gemerlap cahaya listrik nampak memunculkan cahanyanya untuk menerangi kegiatan manusia. Lafadz adzan berkumandang ajak umat islam yang mendenganrkannya untuk datang ke masjid, guna melaksanakan sholat magrib berjamaah. Berduyun duyun pasukah bersarung dan berpeci menuju masjid. suara adzan memanggil mendayu-dayu dengan merdu lewat pengeras suara. dan dari arah utara bidadari cantik dengan srgam kecantikannya mendekati suara adzan. Makhluk tuhan yang satu ini jika sudah terbungkus mukena yang berwarna putih memang tampak keanggunan serta kecantikannya yang memancar. Mereka itu semua adalah para santri putra dan para santri putri yang sedang menuntut ilmu di pesantren. Begitulah suasana dikala adzan berkumandang, mereka segera menuju masjid dan membentuk barisan yang kokoh membentuk sebuah shaf dalam sholat.
Tapi kali ini memang agak berbeda. Walaupun curah hujan di saat ini agak tinggi tapi tidak menyurutkan para santri untuk berjamaah di masjid. Masjid bagi santri memang menjadi sarana pendidikan yang penting. Dari sholat inilah mereka diajarkan kedisiplinan, kepemimpinan, kesetaraan, kesetiaan, keihlasan, dan lain sebagainya. Jika dikupas maka tidak akan habis-habisnya. Tapi jika ingin tahu manfaat sholat sebagai pendidikan sudah banyak buku-buku ataupun tulisan yang membahasanya.
Mari kita lanjutkan kembali. Tak ketinggalan para pengajarnyapun juga menuju tempat yang sama yaitu masjid. Masjid yang terletak sebelah timur lapangan sepak bola. Lapangan yang super becek jika terkena guyuran air hujan. Hal ini disebabkan lapangan ini bekas rawa. Jadi jika musim hujan lapangan ini bagaikan sawah petani yang siap di tabur benih. Dulu memang lapangan ini sebelumya dijadikan sebagai sawah tapi karena kebutuhan akan lapangan yang luas, maka pihak pesantren mengeruk sebagian tanah agar menjadi lapang. Dan akhirnya mesin beko mengeruk lapisan tanah atas dan jadilah lapangan sepak bola.
Disamping masjid tepatnya sebelah utara terdapat bangunan. Bangunan tersebut oleh santri dinamakan mido`ah alias tempat wudhu. Dalam bangunan mido`ah terbagi menjadi dua ruangan. Satu ruangan untuk tempat wudhu putri dan satu ruangan untuk tempat wudhu putra. Dari tiap ruangan tersebut terdapat 2 kamar kecil yang dapat digunakan mandi, buang air kecil ataupun yang besar sekalipun. Bahkan terkadang juga bermanfaat untuk bersembunyi oleh para santri bandel.
Hujan semakin lama semakin deras. Saat turun hujan semakin deras salah satu santri putra mengumandangkan iqomah melalui speker yang ada di dalam masjid. Iqomah berarti suatu tanda, jamaah solat sudah siap untuk melakukan sholat. Dengan suara lantang santri tersebut mengumandangkan dan memberi tanda kepada jamaah yang belum berada di masjid untuk segera bergabung melakukan sholat berjamaah. Dan merapat ke barisan didalam masjid.
Sholat jamaah dipesantren ini bisa dikatakan merupakan kegiatan wajib. Bagi santri yang tidak dapat melaksanakan sholat berjamaah maka akan disanksi. Dan yang pasti yang menyaksi adalah bagian pengajaran santri. Diperbolehkan santri untuk tidak mengikuti sholat berjamaah jika sedang sakit keras yang menyebabkan tidak dapat berada dimasjid dan bagi yang sedang melaksanakan piket jaga asrama. Tapi bagi mereka tetap diwajibkan untuk tetap melaksanakan sholat jamaah di asarama dengan teman piketnya serta yang sakit di kamar. Inilah cara pesantren mendidik para santri untuk terbiasa menjalankan sholat fardu dengan jamaah.
Nabi telah mengajarkan kepada kita bahwa sholat jamaah memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan melaksanakan sholat fardu sendirian. Jika sholat jamaah di berikan 27 derajat sedangkan yang melaksanakan sendirian hanya diberikan 1 derajat. Inilah keistimewaan sholat berjamaah. Selain keutamaan dalam mendapatkan derajat disisi allah sholat jamaah juga mengajarkan sosialisasi terhadap sesama manusia.
Selesai santri mengumandangkan iqomah, para santri yang lainnya berdiri tertib rapi membentuk barisan yang rapat dibelakang imam. Inilah sholat jamaah memberikan pendidikan kepemimpinan. Siapapun yang menjadi imam yang sesuai dengan kriteria imam maka tetap harus diikuti. Selain itu imam itu hanya satu dalam satu jamaah. Alias pemimpin itu haruslah satu dalam satu wilayah. Jika dalam satu wilayah terdapat dua pemimpin maka rakyat yang dipimpim akan bingung, pemimpin mana yang harus diikuti.
Disaat sholat berjamaah kita tidak boleh memandang kepribadian dari seorang imam. Walaupun dalam kesehariannya sang imam kita benci tetapi jika sudah disepakati menjadi imam maka gerakannya tetap harus diikuti. Tidak boleh mendahului gerakan imam. Jika mendahului imam maka sholat kita batal. Atau kita lepas dari jamaah dan membuat jamah dibelakang jamaah utama itupun juga tidak boleh dalam ajaran saat sholat jamaah.
Tak berlangsung lama sholat sudah dimulai dengan diawali takbirotul ihrom dan diikuti oleh para jamaah. Tiga rekaat telah terselesaikan. Dan diakhiri dengan salam.
Adib el-nglesany “ditulis disaat gerimis selepas sholat jamaah magrib dimasjid tgl 31 mei 2011”

Tidak ada komentar: