Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Sabtu, April 17, 2010

Peluru Pemurtadan Menyerang Akidah Islam


Judul Buku : Orientalisme dan Misionaris Menelikung Pola Pikir Umat Islam
Penulis : Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr Abdurrahman Ghirah
Tebal : viii + 218 halaman
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Terbit : Februari 2007

Orientalis, misionaris dan kolonialis merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam perusakan akidah umat Islam. Keberadaan paham tersebut memang disetting dan dirancang untuk membumi hanguskan akidah Islamiyah yang dianut oleh umat Islam. Strategi ini diterapkan oleh kaum barat untuk menyerang Islam setelah pengalaman barat menyerang Islam dengan kemiliteran mengalami banyak kegagalan, bahkan dengan menyerang melalui persenjataan menimbulkan kekuatan tersendiri bagi umat Islam.
Pengalaman barat dalam menjajah dunia timur dengan metode invansi kemiliteran, selalu mengalami kegagalan, sehingga melahirkan ide atau gagasan penjajahan secara halus dengan menerapkan perang pemikiran. Orientalis adalah sebuah wadah dalam mengkaji keislaman sehingga menghasilkan metode–metode pemikiran untuk menyerang umat Islam, sedangkan yang menjadi objek kajian tersebut adalah keislaman.
Kajian keislaman yang dilakukan masyarakat barat ini adalah mencari celah umat Islam melalui kesejarahan yang diambil dari penulis – penulis Islam yang tidak kuat sumbernya, dalam buku ini memberikan contoh bagaimana orang orientalis menyerang Islam" Goldziher berpendapat bahwa hadis secara keseluruhan merupakan produk orang–orang yang hidup pada awal abad ketiga Hijriyah dan bukan merupakan ucapan Nabi Muhammad SAW., sebab hukum – hukum syariah tidak dikenal kaum muslim pada kurun pertama, sehingga para ulama besar islam diabad ketiga banyak yang tidak mengetahui terhadap sejarah rosul. " (hal 26).
Pendapat kaum misionaris ini sengaja mensetting pemikiran umat Islam dengan keraguan terhadap ajaran Islam, sehingga umat Islam akan semakin jauh dari Islam dan menjadikan muslim phobia dan syndrome (takut terhadap ajaran Islam). Melalui misionarislah mereka melancarkan serangan–serangan terhadap umat Islam dengan menggunakan argument–argument yang kurang kuat. Seperti dalam mengambil argument tentang Abu Hanifah yang tidak mengetahui sejarah pastinya perang Badr, mereka kaum misionaris mengambil rujukan dari kitab hayatu-l hayawan yang dinukil oleh penulis Ad-Damiriy, padahal murid – murid Imam Abu Hanifah telah menulis buku Sirah Kabir Imam Al-Auza`I karangan Abu Yusuf dan buku Sirah Kabir karangan Muhammad. Dari kedua buku tersebut telah menggambarkan bagaimana Imam Abu Hanifah menguasai tentang sejarah peperangan Islam. Hal ini tampaklah jelas bahwa yang bodoh itu adalah Goldziher bersandar pada buku Ad-Damiriy yang menerangkan tentang dunia hewan untuk menetapkan bahwa Imam Abu Hanifah kurang memahami peperangan dalam islam.
Setelah peperangan melalui kemiliteran tidak mendapatkan hasil, kemudian menggunakan cara perdamaian juga tidak dapat mendangkalkan akidah umat Islam, akhirnya mereka menyusun strategi untuk memutarbalikkan fakta ajaran Islam dengan memisahkan rukun – rukunnya satu sama lain, supaya umat Islam mengimani sebagian dan mengkufuri sebagian. Selain itu, mereka kaum orientalis juga memecah belah kesatuan negara Islam menjadi beberapa negara bahkan sampai menjadi negara – negara kecil. (hal 155)
Keistimewaan buku ini juga memunculkan serangan – serangan orientalis dan misionaris dalam mendangkalkan akidah umat Islam, mereka kaum orientalis menyebarkan propaganda terhadap umat Islam. Seorang orientalis Inggris yang bernama Alfred Geom berpendapat bahwa ajaran Nabi Muhammad pada awalnya dari mempelajari Injil dan Taurat. Hal ini berdasarkan firman Allah "Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali – kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu bukan sekali – kali seorang penzina". Alfred menyimpulkan ayat ini bahwa, Maryam adalah ibu Nabi Isa as. Saudara perempuan Harun as. Pada hal islam memahami dari ayat ini adalah saudara Harun as bukan Maryam ibu Isa as. hal ini dapat dilihat pada (hal 53 – 64).
Buku ini juga memberikan contoh serangan kaum orientalis terhadap nabi Muhammad. Philip Hitti mengobarkan propagandanya bahwa nabi Muhammad bukanlah seorang ummiy (yang tidak bisa baca tulis). Philip menyangsikan keummiyannya sebab nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang sukses, jadi sangat mustahil jika pedagang yang ummy dapat berhasil meraih keuntungan yang besar. Seorang pedagang selalu memperhitungkan untung dan kerugiannya, inilah alasan Plilip meragukan ke ummyannya nabi Muhammad. Dan masih banyak lagi contoh–contoh yang orientalis dan misionaris dalam mempropagandai umat islam yang dibahas dalam buku ini. (hal 57)
Buku ini bukan hanya sekedar memberikan masalah–masalah yang dihadapi kaum muslimin yang di serang pemikirannya oleh kaum misionaris dan orientalis, tetapi buku ini juga menjabarkan serta menjawab tuduhan–tuduhan sampah yang dilontarkan para orientalis dan misionaris.
Selain memberikan contoh – contoh serangan kaum misionaris dan orientalis kepada umat Islam, buku ini juga memberikan beberapa contoh nama para mionaris dan orientalis. Diantara nya adalah A.J Arberry, Alfred Geom, Baron Carrade Vaux, Goldziher, R.L Nicholson, Jossep Shacht, Aziz Atiah Surial dan lain sebagainnya dapat dilihat dalam buku ini pada (hal 35–41).
Buku ini juga menerangkan awal mula munculnya gerakan orientalis dan misionaris sehingga menghasilkan invansi berupa kolonialis. Awal mula munculnya gerakan ini diawali didaerah Andalusia wilayah keislaman yang memiliki kejayaan keilmuan segala bidang. Diantara awal pendeta yang belajar di Andalusia adalah Gerbert dari Prancis seorang pemimpin gerja Roma pada tahun 999 M. selain Gerbert adalah pendeta Petrus pada tahun 1092–1156 dan pendeta Gerrardi Krimon pada tahun 1114–1187. Pada tahun 1219 seorang misionaris Francis Iseizy bersama murid–muridnya melancarkan misinya dengan membagi dua wilayah. Wilayah pertama adalah Syria dan Baitul Maqdis yang dilakukan oleh Francis dan wilayah lain digarap oleh Raymond Laol tetapi gerakan Raymond Laol ini mengalami kegagalan. (baca hal 128)
Mereka mengkaji buku – buku berbahasa arab, mempelajari islam, menerjemahkan al – Quran dan belajar disiplin ilmu lainnya pada ulama-ulama islam. Setelah mereka kembali kenegarannya mereka menyebarluaskan kebudayaan – kebudayaan tersebut dinegaranya dan mendirikan sekolah–sekolah Islam sampai mereka mendirikan universitas yang mempelajari tentang keislaman.
Misionaris dengan Muhammad Ali Basya memiliki keterkaitan sejarah tersendiri dalam dunia islam. Sejarah Mesir modern berawal dengan munculnya Muhammad Ali Basya pada abad 19 M. Muhammad ali Basya menganggap Eropa negara yang pantas untuk dijadikan pijakan umat islam bangkit dari keterpurukan, sehingga beliau mengirim beberapa orang untuk belajar di Eropa dan sekembalinya mereka untuk membangun negarannya. Dan inilah awal misionaris mendapatkan ruang bebas dalam meyebarkan misinya dalam dunia islam.

Tidak ada komentar: