Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Jumat, November 12, 2010

KEPUNAHAN GENERASI MANUSIA


Serang adalah salah satu wilayah yang berada di provinsi Banten. provinsi yang terletak paling ujung di pulau Jawa. sebelum tahun 2000 provinsi Banten berada pada wilayah Jawa Barat. tetapi kini Banten sudah terpisahkan dari wilayah Jawa Barat.
Serang merupakan ibu kota provinsi Banten. dan kini Serang sudah terbagi menjadi Serang kota dan Serang kabupaten. tetapi setelah perpisahan wilayah ini belum tampak pertumbuhan yang jelas. khususnya pada bidang pendidikan.
Serang biasa dijuluki dengan kota santri. julukan ini berdasarkan karena dalam wilayah serang terdapat lembaga pendidikan yang berbasis pesantren yang sangat banyak. baik pesantren yang salafi atau yang kholafi. dari dua bentuk tersebut hanya dibedakan dengan metode pengajaran.
pesantren salafi adalah menggunakan metode pengajaran dengan metode membaca kita-kitab turast kemudian sang murid menyimak yang diterangkan oleh kyainya. sedangkan murid mendengarkan dengan memberi tanda pada kitabnya. kemudian dari segi kehidupan pesantren salafi tidak ada target berapa tahun dia harus mempelajari kitab yang diajarkan kyainya. selain itu juga dalam metode pengajaran pesatren salafi mereka mengaji sehabis sholat subuh kemudian sampai jam 08.00. dan masuk lagi sehabis sholat dhuhur dan selepas sholat magrib disambung dengan sholat isya.
sedangkan pesantren yang kholafi alias modern menggunakan sistem klasikal. santri ditarget belama lama harus mempelajari kitab-kitab tertentu kemudian pesantren biasanya di padu dengan kurikulum nasional agar selepas dari pesantren santri memiliki ijazah sekolah formal. selain itu juga pesantren modern memiliki disiplin yang ketat.
selain pesantren, perkumpulan-perkumpulan pengajian mingguan atau bulanan tumbuh subur di kota ini. mulai dari umuran muda-mudi, ibu-ibu, bahkan juga pengajian bapak-bapak. selain pengajian adalah Taman Pendidikan Al-quran atau Madrasah Diniyah tumbuh subur sampai pelosok desa.
pertumbuhan lembaga pendidikan di kota ini ternyata tak berbanding lurus dengan perkembangan generasi muda – mudinya. masih banyak generasi muda-mudinya yang kurang bisa mengaplikasikan ilmu pengetahuan tata kehidupan dalam kehidupannya sehari-hari. masih banyak ditemukan generasi muda dan mudi berkumpul hanya untuk uforia, berpesta-pesta berfoya-foya.
pengaplikasian ilmu agama hanya sebatas pengetahuan bukan dijadikan sebagai dasar dalam membentuk karakter generasi penerus. hal ini terbukti atas di temukannya hasil survay dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana ( BPMPKB). badan ini telah mensurvay dari generasi pemuda dan pemudi di wilayah Serang. dan hasil survay tersebut terdapat angka yang fantastis yang perlu ditelaah dan dipelajari oleh pihak-pihak stakeholder dalam bidang pendidikan.
survay ini dilakukan pada tahun 2002-2003 dilakukan pada generasi yang berusia 14-19 tahun. umur tersebut berarti menandakan bahwa objek yang disurvai masih berumur SMP-SMA. survay dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan. hasil survay mengatakan bahwa 34,7% perempuan yang berada diwilayah serang telah merasakan bagaimana melakukan seks bebas, sedangkan yang laki-laki sebesar 30,09% telah merasakan seks bebas.
jika kita melihat angka tersebut, pasti kita akan merasa kaget, sebab hampir setengah dari populasi generasi anak perempuan dan laki-laki telah merasakan kehidupan seks bebas. dan jika kita telaah juga ternyata generasi perempuan lebih banyak dibandingkan anak laki-laki. anak yang baru mencapai baligh sudah mengenal kata-kata bahkan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seumuran anak SMP atau anak SMA. tetapi dalam kenyataannya anak-anak sudah mengenal. inilah salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi.
jika kita melihat hasil survai Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana ( BPMPKB) pada generasi yang berusia 20-24 tahun maka, menghasilkan angka bahwa perempuan yang sudah merasakan seks bebas adalah sebanyak 46,5% sedangkan anak laki-laki sebanyak 46,5% mereka sudah merasakan kehidupan seks. pada usia ini adalah mereka saat-saatnya mereka berkembang dan tumbuh. dan diusia ini mereka kebanyakan adalah generasi-generasi seumuran anak perkuliahan.
coba jika kita bayangkan. bagaimana seandainya dari beberapa persen tersebut terdapat dari anak-anak kita, atau adik dan kakak kita, atau sanak saudara kita atau mungkin tetangga kita atau mungkin juga teman-teman kita. mungkin tidak ini juga akan merusak keluarga-keluarga kita?? ini yang seharusnya dilakukan oleh para pendidik, orang tua, dan masyarakat, yaitu mengawasi perkembangannya.
banyak kita temukan muda-mudi yang masih berkeluyuran di jalan pada malam hari yang seharusnya mereka berada dirumah untuk belajar dan bersenda gurau dengan keluarganya, tetapi seberapa banyak orang tua atau masyarakat memperhatikan kehidupan generasi ini. tahukah orang tua yang dilakukan anak-anaknya disaat berpergian dengan teman-temannya. tahukah orang tua kemana anak-anaknya pergi??? dan biasanya penyesalan akan timbul saat anak-anaknya mendapatkan bencana.
tak terpikirkan oleh saya jika memang itu terjadi pada diri saya. fenomena ini terjadi disebabkan yang ditanamkan para pendidik (guru, orang tua dan masyarakat) hanya sebatas pengajaran alias transformasi ilmu pengetahuan dan miskin dengan pendidikan. peserta didik tidak ditanamkan pendidikan karakter. peserta didik miskin dengan contoh pendidik yang berkarakter. anak-anak tidak mendapatkan idola orang tua yang ideal. dan anak-anak menemukan semua bukan pada dunia nyata melainkan pada dunia maya.
mari kita bersama-sama merenungi ini semua. anak yang baru tampil baligh mahir melakukan gerakan seks. bukan hanya sebatas kata-kata melainkan sudah pada gerakan. banyak film-film yang menggambarkan tersebut yang lolos dari kontrol para pendidik. peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangat besar. tidak semua anak-anak yang tumbuh dipesantren pasti baik. jika anak di rumah tidak di kontrol perkembangannya, oleh orang tua maka yang terjadi anak-anak lepas kontrol dan kendali. mungkin mereka pandai menyembunyikan keburukannya di depan orang tuannya. maka sekarang orang tua atau guru harus lebih pandai dari pada anak-anaknya. perhatikan perkembangannya.
jika keadaan ini terus terjadi dan tidak berubah, maka generasi manusia akan punah. sebab manusia tak jauh beda dengan hewan yang kawin, bercumbu, bermesraan dll ditengah kerumunan teman-temanya. akankah generasi manusia punah karena bencana akibat prilaku manusia itu sendiri???? hewan tak kenal malu saat berada dimuka umum tapi kini seperti itu hal yang biasa cipika-cipiki walau bukan muhrim di depan umum. peluk sana sini walau bukan suami atau istrinya dll.
by el-nglesany

Tidak ada komentar: