Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Sabtu, Mei 29, 2010

Agama Sentral Peradaban



Agama adalah kebutuhan yang fundamental bagi manusia. Agama memberi petunjuk bagaimana nilai-nilai moral itu harus dijalankan dalam keseharian kita, dan bagaimana norma-norma moral harus dijalankan dalam tata pergaulan hidup manusia namun tidak berlawanan dengan kodrat manusia, bila manusia sebagai mahluk social berusaha menemukan pola-pola kesamaan dan keragaman dalam bidang-bidang dan batas-batas tertentu untuk kepentingan dan kemajuan hidup manusia.

Dalam hal ini diperlukan landasan filosofis yang bisa merangkum keberanekaragaman pandangan hidup sesuai kelompok yang menafasi segenap aktivitas manusia sebagai mahluk social.

Sejarah telah mencatat perkembangan tradisi, adat istiadat, pandangan hidup dan nilai budaya baik secara individu atau kelompok memiliki peranan yang sangat menentukan. Agama mengajarkan nilai – nilai kehidupan bagi manusia baik melalui pesan yang tersirat maupun tersurat dalam ajaran agama. Diakui atau tidaknya bahwa agama sebagai sentral kehidupan terbukti bahwa setiap keilmuan bersumberkan dari realitas agama. Ketinggian moralitas masyarakat didapatkan dari ajaran agama sehingga menghasilkan peradaban dan budaya yang berkwalitas di penjuru dunia.
Banyak tantangan – tantangan yang dihadapai oleh agama, agama dianggap tidak berhasil membawa realitas manusia mengarungi dunia kehidupan sehingga proses sekulerisasi mendomonasi pemikiran manusia dan pengaplikasian sekulerisasi di setiap segi kehidupan. proses sekulerisasi ini ditandai pemisahan antara kehidupan keduniawian manusia dengan agama.

Agama memiliki batas dalam kehidupan manusia, agama merupakan persoalan individu sehingga agama tidak dapat mempengaruhi social-kultur masyarakat. Tidak ada ruang bagi agama dalam kehidupan bermasyarakat itulah tempat yang pantas menurut orang yang anti agama. Pembedaan ruang ini yang akan mengakibatkan kekosongan ruang sehingga semua segi kehidupan dinilai dari segi rasionalitas akal manusia. Tuhan taidak berhak mengatur manusia itu inti dari pensekuleran agama. Dari pemikiran sekuler akhirnya menghasilkan kapitalisme yang kuat adalah yang menang.

Menurut prediksi pakar teolog dan social dari Harvard, Harvey Cox memperkirakan bahwa kematian agama berada pada masyarakat modern. Pendapat ini sesuai dengan ahli sosiolog August Comte yang menyatakan bahwa, masyarakat berkembang secara linier dari tahap eologis, metafisik sampai tahap akhir positivistic. ( agama memiliki peranan penting dan memberikan pengaruh dominant bagi masyarakat ) Hal ini disebabkan pola pemikiran manusia dalam taraf sederhana. Tetapi peranan agama akan hilang seiring dengan kemajuan di bidang keilmuan dan teknologi kemajuan ini berdasarkan kemajuan pemikiran manusia dari paham rasionalisme.

Tetapi sejarah berkata lain dari ungkapan dua pakar tersebut, tahun modern pada melenium ketiga gairah manusia untuk beragama semakin meningkat, kegiatan keagamaan yang biasanya dikaji oleh kaum santri yang tinggal dipesantren tetapi kajian agama pada saat sekarang sudah masuk hotel, yang biasanya menggunakan forum pengajian sekarang berganti pada forum diskusi yang sifatnya dialogis. Disaat manusia tengah merasa kekosongan hati mereka akan mecari tujuan hidup dan tujuan hidup tersebut terdapat agama. Makin maraknya dunia tasawuf digandrungin masyarakat menengah keatas adalah sebagai bukti realitas masyarakat akan tetap bersandar pada agama. Agama tidak bisa lepas dari peranan manusia sebab agama adalah kebutuhan fundamental dan fitrah manusia. Dari ajaran agama inilah sentral kehidupan manusia bukan manusia sentral bagi kehidupan.

Tidak ada komentar: