Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Sabtu, Maret 03, 2012

JASMERAH BOARDING SCHOOL



Pesantren…. Pesantren merupakan tempat atau lembaga pendidikan. Di pesantren terdapat orang-orang yang mencari ilmu, bukan hanya ilmu agama atau ilmu umum. Di pesantren diajarkan berbagai cabang ilmu. Bahkan di pesantren bukan hanya diajarkan teori-teori keilmuan tetapi juga praktek-praktek kehidupan. Di pesantren memang identik dengan bahasa arab, tetapi bukan bermakna lembaga pendidikan ini kolot. Dipesantren tidak ada yang alergi dengan ilmu sosiologi, dipesantren tidak alergi dengan kimia atau matematika bahkan di pesantren juga tidak alergi dengan bahasa inggris walau bahasa inggris identik dengan bahasanya orang Barat, dan orang Barat identik dengan kafir. Tapi ku heran dengan lembaga pendidikan yang menduplikasi gaya pendidikan pesantren tapi alaergi dengan kata atau istilah-istilah kepesantrenan, padahal mereka adalah orang-orang islam. Itulah kekolotan pemikiran orang yang alergi.
Pesantren bukanlah korban pendekotomian pendidikan. Dikotomi ilmu agama dan ilmu eksak atau ilmu social. Dipesantren semua ilmu adalah sama, yaitu bermuara dari sang kholik pencipta alam semesta. Dialam semesta ini diciptakan Allah dengan berbagai warna dan corak, sehingga manusia dapat menyimpulkan dengan berbagai sudut pandangnya, sehingga muncullah berbagai ilmu yang dipelajari manusia saat ini, seperti ilmu komputer, ilmu menejemen, ilmu politik, ilmu kimia, ilmu matematika, ilmu sastra,ilmu bahasa ilmu geografi dan lain sebagainya bahkan juga ada ilmu mencopet.
Pesantren sebenarnya tak jauh beda dengan lembaga pendidikan yang lainnya seperti SMA negeri atau swasta, SMK negeri atau swasta, SMP, MTs, SD, MI, universitas atau perguruan tinggi. Yang membedakan antara lembaga tersebut dengan pesantren adalah, jika di pesantren para pencari ilmunya di tuntut untuk tinggal di lingkungan pesantren dengan berbagai disiplin yang harus di ikuti selama 24 jam, sedangkan lembaga lainnya para pencari ilmunya di tuntut hanya belajar mulai dari jam 07.00 sampai 14.00 itupun sudah maksimal, terkadang hanya sampai jam 12.00.
Saat ini pendidikan gaya pesantren menjadi contoh pendidikan yang lain. Mencontoh gaya pendidikan pesantren pastinya bukannya tanpa sebab atau alasan. Dipungkiri atau tidak, yang pasti gaya pendidikan ini merupakan duplikasi pendidikan gaya pesantren. Lihat saja gaya pendidikan boarding school. Jelas sekali bentuk pendidikan ini ingin mencontoh pendidikan yang dilakukan oleh pesantren yang mendidik para pencari ilmu dengan 24 jam. Dan juga tak dapat di sangkal, mencontoh pendidikan gaya pesantren ini disebabkan pesantren telah berhasil mendidik para pencari ilmunya. Diakui atau tidak sebelum adanya boarding school dengan pendidikan 24 jam, pesantren telah lama menjalani pendidikan seperti itu.
Walau terkadang lembaga yang mencontoh pesantren, dengan gaya boarding schoolnya tidak mau bahkan mereka alergi jika di samakan bahwa dengan lembaga pesantren. Bahkan ada juga sampai merasa jijik jika para pencari ilmunya disebut dengan santri. Ini merupakan kacang yang lupa kulit, bangsa yang tak tahu sejarah asal – usulnya. Akan hancur suatu bangsa jika sudah lupa terhadap sejarah (Soekarno mengingatkan dengan JASMERAH, jangan melupakan sejarah). Tapi apakah itu jadi masalah bagi orang-orang pesantren. Selama ini pesantren di pojokkan disudut yang menjijikkan tetapi apakah pesantren pernah membrontak secara brutal seperti bentrokan anak-anak SMA??? Kemudian frustasi dengan bikin genk dengan mencoret-coret fasilitas umum?? Ataukah ada orang-orang pesantren yang ngedrugs atau bahkan sampai mencuri atau mencopet uang rakyat???
Jika pun ada…. Coba bandingkan dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Mana yang lebih banyak??? Sejatinya pesantren tidak mengajarkan untuk menjadi teroris, menjadi penjahat, menjadi pencuri, menjadi peresah ummat tetapi pesantren mengajarkan para santrinya untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat, walau itu hanya mengajarkan ngaji ditempat yang terpencil disuatu daerah, orang-orang seperti itu merupakan orang besar bagi pesantren. Orang besar bagi pesantren bukanlah pejabat, wakil rakyat, direktur atau kontraktor. Tetapi orang besar bagi orang pesantren adalah orang-orang yang berani berjuang di medan perjuangan dengan harta, jiwa dan segala yang dimilikinya berjuang li i`lai kalimatillah walau hanya di tempat yang kumuh terpencil dan jauh dari keramaian. Orran-orang tersebut adalah orang besar. Adakah lembagalain yang mengajarkan hal tersebut terhadap peserta didiknya??? Hampir semua lembaga pendidikan yang ada menuntut peserta didiknya menjadi direktur, pegawai, dewan dll.
Masihkah anda jijik dengan pesantren???? Pakai logika berfikir anda dengan sejernih-jernihnya!!!

Tidak ada komentar: