Ads 368x60px

SEMANGAT MENULIS KATA

Selasa, April 03, 2012

KESESATAN KESETARAAN GENDER (1)



Sebelum mengulas lebih jauh masalah yang akan melipat kulit dahi, menyipitkan mata, alangkah baiknya kita membicarakan olah raga sepak bola, dengan perumpamaan ini, mencobamemudahkan pemahaman sedikit tentang problem kesetaraan.
Pernahkah anda melihat permainan sepak bola? Saya kira hampir setiap dari kita, baik perempuan atau laki-laki, tua, dewasa ataupun tua hampir sebagian pasti mengetahui permainan tersebut walau tidak menguasainya.
Dalam permainan tersebut terdapat dua tim kesebelasan alias setiap tim berjumlah 11 pemain. Dari setiap tim yang bermain di lapangan telah di atur pelatih untuk berperan dan berposisi. Maksud pembagian posisi oleh pelatih diharapkan mempercantik pemainan, mempermudah pencapaian tujuan serta mendapatkan kemenangan.
Dari perbedaan posisi yang dimainkan dilapangan bola diantaranya terdiri dari pemain penjaga gawang, pemain gelandang, pemain sayap, pemain belakang, dan striker. Dari pembagian posisi tersebut memiliki tugas masing-masing walaupun dari setiap pemain tersebut berhak untuk mencetak gol tetapi dari pemain tersebut harus tetap berposisi dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Coba bayangkan jika seorang penjaga gawang berkeinginan untuk mencetak gol saat timnya mendapatkan tendangan sudut, sang penjaga gawang harus berlarian dari gawang ke gawang. Belum lagi resiko terbesarnya adalah tim lawan akan menyerang secara mendadak, maka gawang yang iya tinggalkan akan mendapatkan resiko besar. Tapi itulah sepak bola, pemain rela mendapatkan posisi yang telah diamanatkan oleh sang pelatih.
Pelatih memposisikan penjaga gawang dibelakang, gelandang di tengah dan striker di depan bukanlah bentuk pelatih mendeskriminasikan pemainnya, atau pelatih ingin mengucilkan pemainnya di barisan belakang, atau karena kebencian pelatih terhadap pemainnya, sehingga harus ada perbedaan tugas dan posisi, tetapi karena pelatih berusaha memperjuangkan dan menjaga tim tujuan tim dalam suatu pertandingan. Sehingga dengan pembagian tersebut tercapainya keindahan permainan, tercapaianya tujuan serta kekompakan. Itulah sepak bola yang dapat mengilustrasikan kesetaraan gender dan dapat menjadi guru bagi para penyuara kesetaraan gender.
Sekarang kita mencoba menyambungkan antara sepak bola dan kesetaraan gender. Saat ini adanya kaum perempuan yang menuntut terhadap kaum laki-laki terhadap kesetaraan gender. Para penuntut kesetaraan tersebut menginginkan tidak ada sekat pembeda antara laki-laki dan perempuan disegala ruang, waktu ataupun budaya. Artinya mereka menuntut hak yang sama seperti kaum laki-laki.
Kalau laki-laki diperbolehkan membuka dada mereka, mengapa perempuan tidak diperbolehkan membuka dada mereka dimuka umum padahal sama-sama makhluk Tuhan, jika laki-laki boleh presiden, mengapa perempuan dilarang? Padahalkaum perempuan mampu untuk menjadi presiden, jika laki-laki bisa beristri 4 alias poligami, mengapa perempuan tidak diperbolehkan memiliki suami lebih dari satu dalam waktu yang sama?. Tetapi jika ada laki-laki kuli bangunan, kira-kira ada tidak perempuan yang menuntut profesi tersebut. Jika ada laki-laki yang berprofesi melindungi kaum hawa, kira-kira kaum perempuan mampu tidak melindungi kaum pria dari ancaman keamanan tindak kejahatan. Itulah kira-kira yang dianggap setara bagi penyuara kesetaraan gender. (bersambung)
www.adibmusthofa.blogspot.com

Tidak ada komentar: